ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati merupakan anggota dari Trematoda (Platyhelminthes). Cacing hati mempunyai ukuran panjang 2,5 – 3 cm dan lebar 1 – 1,5 cm. Cacing hati adalah contoh dari filum Platyhelminthes yang bersifat parasit.
Klasifikasi Cacing Hati
Klasifikasi cacing hati termasuk kelas Trematoda dan Sub-kelas Diganea. Fasciola hepatica merupakan cacing yang tergolong dalam filum Platyhelminthes adalah salah satu contohnya yang banyak dikenal.
Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak.
Daur Hidup Cacing Hati
1. Telur keluar ke alam bebas bersama faeces domba. Bila menemukan habitat basah. telur menetas dan menjadi larva bersilia, yang disebut Mirasidium.
2. Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea akan tumbuh menghasilkan Sporokista.
3. Sporokista seara partenogenesis akan menghasilkan Redia
Redia secara paedogenesis akan membentuk serkaria. Serkaria meninggalkan tubuh siput menempel pada rumput dan berubah menjadi metaserkaria.
4. Metaserkasria termakan oleh hewan ternak berkembang menjadi cacing muda yang selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru untuk memulai daur hidupnya.
Fasciola gigantica bentuknya pipih seperti daun dan habitat utamanya di hati maka dikenal dengan nama cacing hati. Ada tiga cara larva infektif cacing hati setelah masuk ke dalam tubuh sampai ke organ hati hewan yang terinfeksi. Pertama ialah ikut bersama aliran darah, kemudian menembus kapiler darah, terus ke vena porta dan akhirya sampai ke hati. Kedua, dari lambung (abomasum) menembus mucosa usus (duodenum), ke saluran empedu dan akhirnya sampai ke parenkhim hati. Ketiga, yang umum terjadi adalah setelah menembus usus menuju peritonium, lalu menembus kapsula hati yang akhirya sampai ke hati (Arifin, 2006).
Penyakit yang Disebabkan Cacing Hati
Penyakit ini ditemukan oleh F. Redi tahun 1668 dan masuk ke Indonesia sejak pemerintah Belanda mengimport sapi dari Inggris dan India untuk memperbaiki jenis sapi lokal (Aalfs, 1919; Rangkutidkk., 1973). Di Indonesia, Fasciola hepatica pertama kali dilaporkan oleh van Velzen (1891) dari kerbau, kemudian Kraneveld (1924) menemukan cacing tersebut dari sapi. Fasciola hepatica selanjutnya ditemukan juga pada hewan domestik dan hewan liar lainnya (Kraneveld & Dowes, 1940; Djaenoedin&Adiwinata, 1949; Sasmita, 1976; Rivai, 1977 danSoenardidkk., 1983).
Fasciola hepatica atau disebut Cacing hati pada waktu Pemotongan Hewan Qurban sering dijumpai. Apa itu Caing hati (Fasciola hepatica) . Cacing hati berukuran 30 × 12/2 mm dan berbentuk daun. Distribusi Cacing ini di seluruh dunia dan memiliki kisaran inang yang luas, termasuk orang. Infeksi cacing hati menimbulkan kerugian ekonomis pada sapi, domba. Infeksi kronis, yang jarang menyebakan kejadian yang fatal pada sapi tetapi pada domba menyebabkan kejadian yang serius. Pada Domba infeksi cacing hati dikenal dengan nama “penyakit hitam” (menular hepatitis nekrotik/ radang hati yang serius ).