Apa Itu Flatulensi?

ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, Flatulensi adalah keluarnya gas melalui anus atau dubur akibat akumulasi gas di dalam perut (terutama dari usus besar atau kolon). Peristiwa keluarnya gas disebut juga kentut atau sering disebut juga buang angin. Kentut biasanya ditandai dengan rasa mulas di perut.

Dan biasanya berbau busuk.Ini sering menjadi pertanda kalau seseorang:

 

1. Kelebihan makan makanan tertentu.
2. Ingin buang air besar.
3. Mengalami efek samping obat-obatan tertentu.
4. Menderita konstipasi atau sembelit.
5. Sedang masuk angin.

Seberapa sering Anda harus Buang Angin?
750 ml gas perhari atau sekitar 14 kali aktivitas buang angin adalah jumlah rata-rata normal yang terjadi pada setiap orang. Jika kurang atau lebih dari jumlah tersebut bisa jadi Anda mengalami masalah pada gastrointestinal (organ pencernaan).

PELAJARI:  Limbah Dikelompokan Menjadi 3 Bagian
 

Mengingat proses pembuangan gas dari dalam tubuh merupakan proses alami yang tidak dapat dicegah, maka yang perlu menjadi perhatian adalah pada etika dalam mengeluarkan gas dari tubuh kita.

Penyebab Flatlensi
Masih dilansir dari wikipedia, penyebab kentut selain faktor kandungan dalam makanan yaitu udara yang tertelan, makan terburu-buru (apalagi tanpa dikunyah), meminum soft drink, naik pesawat udara (karena tekanan udara lebih rendah), sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi & muncul sebagai kentut.

Kacang-kacangan mengandung zat gula yang tidak bisa dicerna tubuh. Gula tersebut (raffinose, stachiose, verbascose) jika mencapai usus, bakteri di usus langsung membuat banyak gas. Jagung, paprika, kubis, kembang kol, dan susu juga merupakan penyebab banyaknya frekuensi kentut (tetapi bukan baunya)

PELAJARI:  Menopause dan Gejalanya

Kandungan Flatulensi
Gas ini terutama berisi: nitrogen, oksigen, metan (diproduksi bakteri atau kuman dan mudah terbakar), karbondioksida, hidrogen dan lain-lain. Gas yang keluar dapat berbau menyengat akibat kandungan gas bergugus indol atau hidrosulfida (S-H) yang tercampur. Indera penciuman manusia cukup reaktif terhadap senyawa-senyawa yang mengandung gugus ini. Bisa saja kentut terbakar, karena kentut mengandung metana dan hidrogen yang bersifat mudah terbakar. Kalau terbakar, nyala apinya berwarna biru karena kandungan unsur hidrogen. Tetapi gas kentut tidak akan terbakar dalam kondisi normal karena konsistensinya lain. Juga suhunya tidak cukup panas untuk memulai pembakaran.

Fermentasi bakteri dari proses pencernaan memproduksi panas, hasilnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat dan jenuh dengan produk metabolisme bakteri yang berbau busuk. Kemudian gas ini menjadi kentut, walau hanya kecil volumenya. Maka dari itu kentut yang busuk itu biasanya bersuhu hangat dan tidak bersuara.

PELAJARI:  Fungsi Stratum Granulosum

Persentase kandungan gas dari gas kentut yang tidak berbau

Nitrogen: 20–90%
Hidrogen: 0–50%
Karbon dioksida: 10–30%
Oksigen: 0–10%
Metan: 0–10%