ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil. (Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)).
Pada umumnya, kelompok kata atau kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan yang tetap, dan merupakan kiasan terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai biasanya mengesankan dan memiliki arti yang luas. Didalam suatu peribahasa terdapat unsur sistem budaya masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai, pandangan hidup, norma dan suatu aturan dalam masyarakat.
Di kebudayaan melayu peribahasa sering dipakai atau diucapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain sastra lisan ini merupakan salah satu sarana enkulturasi dalam proses penanaman nilai-nilai adat dari waktu ke waktu.
Tujuan Peribahasa
Dalam konteks masyarakat, peribahasa mempunyai dua tujuan utama yaitu menyembunyikan ungkapan atau kata-kata kasar dan penghuraian sistem adat Melayu. Masyarakat Melayu sememangnya terkenal dengan budi bahasa yang lembut ketika berkomunikasi dengan pihak lain. Pada kebiasaannya, masyarakat Melayu tidak gemar berterus terang dalam menyatakan sesuatu yang tidak digemarinya.
Contoh Peribahasa
Berikut beberapa contoh dari peribahasa
1. Belum bertaji hendak berkokok.
Artinya : Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri.
2. Belum beranak sudah ditimang.
Artinya : Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu.
3. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Artinya : Bersama-sama dalam suka dan duka, baik buruk sama-sama ditanggung.
4. Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.
Artinya : Biarpun banyak rintangan dalam usaha kita, kita tidak boleh putus asa.
5. Bergantung pada akar lapuk.
Artinya : Mengharapkan bantuan dari orang yang tidak mungkin memberikan bantuan.
6. Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Artinya : Belajar harus sungguh-sungguh, jangan terputus di tengah jalan.
7. Bermain air basah,bermain api hangus.
Artinya : Setiap pekerjaan atau usaha ada susahnya.
8. Bertepuk sebelah tangan.
Artinya : Kebaikan yang hanya dari satu pihak.
9. Besar pasak daripada tiang.
Artinya : Besar pengeluaran daripada pendapatan.
10.Biduk lalu kiambang bertaut.
Artinya : Lekas berbaik atau berkumpul kembali. ( Seperti perselisihan antara sanak keluarga yang kembali rukun ).
11. Bumi tidak selebar daun kelor.
Artinya : Dunia tidak sempit.
12. Cepat kaki ringan tangan.
Artinya : Suka menolong sesama umat.
13. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah.
Artinya : Daripada hidup menanggung malu lebih baik mati.
14. Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang. Artinya : Lebih baik mati daripada menanggung malu.
15. Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri.
Artinya : Sebaik-baik negeri orang tidak sebaik di negeri sendiri.
mendapat kecelakaan atau binasa karena keunggulannya / tabiatnya.
Ciri Peribahasa
Ciri-ciri peribahasa adalah sebagai berikut :
1. Segi bentuk, berupa kalimat atau penggalan kalimat
2. Segi sifat turun temurun ,tetap
3. Segi cakupannya, bidal, pepatah, perumpamaan, ibarat, dan pameo
4. segi guna, penghias, penguat, pemberi nasehat, pengajaran, pedoman hidup
Peribahasa dikatakan sebagai cerminan watak bangsa yang memilikinya. Di samping itu, peribahasa juga penting dalam konteks penelitian warisan dan keterampilan pengguna bahasa. Ini kerana dalam peribahasa tersirat makna yang cukup mendalam dan tepat sehingga membolehkan komunikasi lisan atau tulisan menjadi lebih lancar dan berkesan. Kewujudan peribahasa adalah serentak dengan kewujudan sesebuah bangsa dan terus berkembang dalam proses manusia menyesuaikan dirinya dengan kehidupan sehariannya.