Sebutkan Dampak dari Kemarau Panjang

ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini.

Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim. Musim Kemarau panjang adalah Musim Kemarau yang sangat panas dengan jangka waktu yang panjang.

 

Baru-baru ini, terjadi musim kemarau panjang hampir di beberapa negara yang salah satunya termasuk Indonesia. Kemarau panjang atau yang biasa disebut El Nino terjadi di tahun 2015 kemarin. Belakangan diketahui bahwa fenomena tersebut terjadi akibat melemahnya angin pasat yang biasanya (dalam kondisi normal) bersirkulasi di Samudra Pasifik. Keadaan ini menyebabkan air hangat di bagian barat Pasifik tertarik ke timur. Karena air hangat di bagian barat Pasifik (Australia, Papua Nugini, dan Indonesia) berkurang maka penguapan (evaporasi) juga menurun.

Berkurangnya evaporasi menyebabkan atmosfer di kawasan tersebut miskin uap air. Karena miskin uap air, curah hujan di kawasan ini juga menurun sehingga terjadilah kekeringan (kemarau). Semakin kuat dan masif perpindahan masa air laut itu, akan semakin lama pula musim kemarau yang ditimbulkannya.

PELAJARI:  Spesies Perairan yang Sering Dibudidayakan
 

Penyebab Kemarau Panjang
Penyebab kemarau panjang disebabkan karena beberapa faktor, seperti

1. Letak Geografis
Indonesia terletak di antara dua benua dan samudra serta lokasinya di daerah tropis, ini membuat tanah air kita mengalami dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.

Musim kemarau sangat terasa menyengsarakan di tempat-tempat nan pasokan airnya sangat terbatas, seperti di dataran tinggi. Banyak sawah dan ladang nan akan terlantar, karena metode bercocok tanam petani memakai sistem tadah hujan.

Kemarau terus menerus mengenai wilayah Indonesia nan ada di garis khatulistiwa, terutama nan ada tepat di lintang tersebut. Seperti, daerah Kalimantan nan sering diberitakan kejadian kebakaran hutan sebab panas nan tiada henti di daerah itu. Kebakaran hutan juga memicu asap tebal nan menggangu penglihatan warga sekitar.

2. Perubahan Cuaca
Kemarau juga diakibatkan genre angin muson timur di bulan April sampai Oktober. Angin ini membawa hawa panas dari benua Australia nan daratannya sangat luas. Maka wajar jika bulan April ke atas, intensitas hujan lebih banyak berkurang daripada bulan sebelumnya.

3. Pencemaran dan Polusi terhadap Alam
Dampak dari pencemaran dan polusi tak hanya berpengaruh pada kerusakan alam dalam lingkup sempit. Namun, secara kumulatif juga mendorong bala nan berkepanjangan, seperti kemarau. Hutan nan berfungsi buat menahan air dalam jumlah besar akan kehilangan potensi saat tercemar.

4. Pendayagunaan Alam nan Berlebihan
Di antara pembaca nan tinggal di loka bermata air jernih, banyak perusahaan air minum , baik nan kemasan atau pemasok air isi ulang nan mendirikan usaha di kawasan mata air tersebut.

PELAJARI:  Isi Perjanjian Verselles

Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan perusahaan penghasil air tersebut merugikan rakyat sekitar. Mereka mengeksploitasi air nan melimpah di kawasan mata air sehingga lambat laun air sungai berkurang debitnya.

5. Perusakan Sumber Daya Alam (SDA)
SDA merupakan harta paling berharga bagi manusia, keberadaan alam menjamin keberlangsungan hayati anak cucu adam, tetapi pemanfaatan SDA nan tak terkontrol akan mendorong munculnya masalah baru bagi manusia.

Pemanfaat SDA tersebut, seperti mata air nan disedot terus menerus melebihi kapasitasnya, pegunungan nan ditebang sembarang ataupun ekskavasi tanah di daerah kaya mineral dan logam nan terlalu rakus.
Beberapa kelakuan manusia tersebut mempercepat musibah kemarau tiba.

6. Global Warming
Pemanasan dunia nan telah dirasakan saat ini dampaknya mulai menyadarkan manusia. Alam ialah loka hayati mereka, seharusnya teknologi canggih nan tak ramah lingkungan bisa disebut sebagai ciptaan cacat. Sebut saja berbagai produksi teknologi modern sekarang, ternyata sebagian besar memiliki pengaruh jelek kepada alam.

Dampak Kemarau Panjang
Dampak dari kemarau panjang disebabkan karena 2 dampak, yaitu dampak langsung dan tak langsung.

Dampak Langsung

1. Anjloknya produksi pertanian dan perkebunan Berkurangnya produksi pertanian ini bisa memicu melambungnya harga-harga bahan makanan: beras, sayur mayur, dan buah-buahan. Selain bisa menurunkan tingkat kesehatan akibat kurangnya asupan gizi, kelangkaan bahan makanan pokok pada tingkatan ekstrem bisa menimbulkan bencana kelaparan.

PELAJARI:  Bagaimana Akar Mampu Mengikat Air Tanah Sehingga Air Tidak Dapat Terus Mengalir?

2. Krisis air bersih Ketika sungai, situ, dan sumur dangkal mengering banyak masyarakat yang akan kesulitan mendapatkan air bersih. Kondisi ini bisa mendorong timbulnya wabah penyakit menular karena mayarakat terpaksa menggunakan/mengkonsumsi air yang tidak higenis.

3. Kebakaran Dalam kondisi normal saja kebakaran hutan/lahan dan properti lainnya bisa terjadi dengan mudah dan sulit mengendalikannya, apatah lagi pada musim kemarau ketika pepohonan mengering dan meranggas, ketika di lingkungan pemukiman kekurangan air.

4. Berhentinya PLTA Seperti diberitakan oleh salah satu TV nasional (Selasa, 4/8/2015), kemarau belum lagi genap 3 bulan, PLTA Cirata (Jawa Barat) terpaksa mengistirahatkan 80% turbinnya karena debit bendungan Cirata menurun tajam. Jika seluruh turbin PLTA Cirata ini berhenti dapat dipastikan pasokan listrik Jawa-Bali akan berkurang. Pada akhirnya, kondisi ini akan berdampak pada banyak sektor , khusunya dunia industri.

Dampak Tidak Langsung

Mengeringnya lahan-lahan pertanian bisa berakibat berhentinya usaha pertanian. Keadaan ini dapat menyebabkan tingginya tingkat pengangguran di pedesaan. Pengangguran di satu sisi, ditambah tingginya harga-harga kebutuhan pokok di sisi lain, berpotensi menimbulkan masalah sosial tersendiri. Urbanisasi mungkin meningkat, jumlah gelandangan dan pengemis bertambah, dan angka kriminalitas boleh jadi akan tinggi.