Apa Saja Struktur Teks Eksemplum?

ASTALOG.COM – Teks Eksemplum merupakan teks cerita yang mengisahkan tokoh atau pelaku dari ceritanya. Kisahnya biasa diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian dilanjutkan dengan peristiwa yang dialami tokoh, lalu ditutup dengan interpretasi yang muncul dari dalam diri tokoh. Sebagai karya sastra, teks eksemplum termasuk teks yang berisi sebuah pengalaman hidup manusia.

Struktur Teks Eksemplum
1. Abstrak → inti peristiwa sebagai pengantar yang menggambarkan peristiwa yang akan diceritakan.
2. Orientasi → bagian pembuka cerita atau awalan cerita.
3. Insiden → peristiwa yang tidak diinginkan.
4. Interpretasi → makna atau pesan dari peristiwa yang tidak diinginkan.
5. Koda → bagian penutup cerita.

 

Ciri – ciri Teks Eksemplum
1. Berisi peristiwa yang tidak diinginkan terjadi
2. Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas
3. Menggunakan bahasa naratif
4. Mempunyai struktur lengkap, yaitu abstrak, orientasi, insiden, interpretasi, dan koda.

PELAJARI:  Bagaimana Proses Terbentuknya Jalur Gunung Berapi?

Karakteristik Teks Eksemplum
1. Berisi peristiwa yang tidak sering terjadi
2. Peristiwa merupakan hal yang tidak diinginkan
3. Menimbulkan penyesalan bagi partisipan
4. Menghadirkan diri penulis dalam interpretasi dan koda
5. Mengandung nilai – nilai yang disarankan oleh peristiwa

 

Contoh Teks Eksemplum
Kebahagiaan Yang Lebur Dalam Kesedihan

Di sebuah kota, hiduplah sebuah keluarga. Keluarga itu beranggotakan Bapak, Ibuk, dan seorang anak yang bernama Chima. Kehidupan di keluarga ini selalu dililit oleh hutang. Kedua orang tua Chima pun selalu bersyukur disetiap keadaan yang menimpa mereka.

Pada suatu hari, sang bapak dipecat dari kantornya karena merusakkan mesin printer milik kantor tersebut. Akhirnya sang bapak pulang, lalu mengadu kepada istrinya.
“Buk, hari ini bapak dipecat dari kantor” Kata sang bapak.
“Ya mungkin itu sudah takdir kita pak!” Jawab sang Ibu.
“Sekarang bapak bingung mau cari pekerjaan dimana!” Kata sang Bapak.
“Ya udah pak, nanti kita pikirin lagi. Sekarang mari kita makan dulu” Seru sang ibu untuk mengajak makan siang.

PELAJARI:  Macam-Macam Kelainan Pada Alat Indra Penglihatan

Tiba-tiba sang anak datang dengan wajah yang sedih. Sepulang sekolah tadi ia selalu memikirkan nilai rapotnya yang dibawah rata-rata. Chima sangat bingung, karena ia takut dimarahi kedua orang tuanya. Bukannya dimarahi, justru Chima mendapati wajah kedua orang tuanya yang sedih. Sejak kejadian itu Chima giat belajar demi meraih cita-citanya untuk menunjukkan nilai yang terbaik kepada kedua orangtuanya. Sejak saat itu pula ayah Chima jatuh sakit karena terus menerus mamikirkan pekerjaan yang tak juga didapatkan.

Pada suatu hari, di sekolah, Chima sedang melakanakan Ujian Kenaikan Kelasnya. Demi meraih nilai yang baik, Chima telah belajar jauh-jauh hari. Beberapa hari setelah melaksanakan ujiannya, akhirnya ia mendapatkan hasil yang memuaskan berkat jerih payahnya. Tak disangka ia mendapat nilai yang terbaik dari semua teman-teman sekelasnya. Ketika bel telah berbunyi, Chima berlari pulang dengan wajah yang sangat senang karena ia selalu memikirkan untuk menunjukkan nilai ujiannya kepada kedua orangtuanya. Namun perasaan bahagia Chima tak berlangsung lama. Sesampainya di rumah ia melihat ibunya yang menangis karena melihat jasad ayahnya yang terbaring tertutup kain kafan. Chima mulai meneteskan air matanya.Betapa sedihnya Chima ketika ingin menunjukkan nilainya kepada ayahnya, justru ayahnya telah terlebih dahulu tiada.

PELAJARI:  Sebutkan dan Jelaskan Dasar Pembuatan Simplia?

Sejak saat itu, Chima berusaha untuk melupakan kejadian yang menyedihkan itu. Ia sadar bahwa kematian juga akan datang secara tiba-tiba. Ia juga sadar bahwa untuk membahagiakan orang tua bukan hanya dari nilainya, namun masih ada cara lainnya. Jadi, bagaimanapun keadaan kita, kita harus berusaha untuk dapat membahagiakan kedua orang tua kita.