ASTALOG.COM – Gunung api melakukan aktivitasnya mulai kegiatan yang lemah, meningkat ke lebih kuat, sampai pada suatu waktu mencapai puncaknya yaitu letusan. Namun sebuah gunung api akhirnya akan berhenti dari kegiatannya. Gunung api seperti ini biasanya dinyatakan telah mati. Gunung api yang dinyatakan mati bukan berarti hilang seluruh kegiatannya. Di sini magma dalam periode pendinginan, masih tetap menunjukkan sisa kegiatannya. Kegiatan itu sering disebut gejala pasca vulkanis.
Gejala Pasca Vulkanik
Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tandatanda yang disebut gejala post vulkanik, atau pasca vulkanik atau setelah aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala sebagai berikut.
1. Sumber gas asam arang (CO2 dan CO) yang disebut mofet. Gas ini berbahaya sebab dapat menyebabkan mati lemas bagi orang yang menghirupnya.
Contoh: Kawah Timbang dan Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
2. Sumber gas belerang , disebut solfatara.
Contoh : Tangkuban Parahu (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Rinjani (NTB).
3. Sumber gas uap air, disebut fumarol.
Contoh : Dieng (Jawa Tengah) dan Kamojang (Jawa Barat).
4. Sumber air panas.
Sumber air panas yang mengandung zat belerang, dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit.
5. Sumber air mineral.
Sumber air mineral ini berasal dari air tanah yang meresap bercampur dengan larutan mineral tertentu seperti: belerang, atau mineral lain.
Contoh sumber air mineral terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat),dan Minahasa (Sulawesi Utara).
6. Geyser.
Pancaran air panas yang berlangsung secara periodik disebut geyser. Geyser yang terkenal terdapat di Yellow Stone National Park, California (USA), pancaran airnya bisa mencapai ketinggian 40 meter. Pancaran air semacam ini juga terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
Fenomena Alam Pasca Vulkanik
Selain gunung api, ada fenomena lain pasca terjadinya aktivitas vulkanisme antara lain kaldera, danau kaldera, plato lava, geyser, dan kolam lumpur.
1. Kaldera dan Danau Kaldera
Kaldera merupakan cekungan besar yang terdapat di pucuk gunung api akibat letusan besar. Apabila cekungan ini terisi oleh air hujan, maka akan terbentuk sebuah danau yang kita namakan sebagai danau kaldera.
2. Sumbat Lava
Kenampakan ini terjadi ketika lava yang padat dalam pipa vulkanik yang padam menjadi massa yang resistan. Beberapa waktu kemudian, bagian dari kerucut vulkanik yang terdiri atas materi yang kurang resistan menjadi lapuk dan terkikis, yang tertinggal hanya sumbat lava. Ukuran sumbat lava ini bisa sangat besar hingga menyerupai bukit. Salah satu contohnya yaitu Menara Setan di Wyoming, USA (Eni Anjayani, hal 104).
3. Plato Lava
Fenomena plato lava terjadi karena lava yang sangat encer mampu menyebar membentuk hamparan lava yang sangat luas. Dalam waktu yang lama, lava encer tersebut akan membeku dan menumpuk membentuk suatu dataran tinggi yang kita namakan sebagai plato.
4. Geyser dan Mata Air Panas
Di kawasan vulkanis, air tanah akan menjadi panas akibat energi kalor yang merambat dari dapur magma. Jika air tersebut keluar ke permukaan bumi perlahan, maka sering menyebutnya sebagai mata air panas. Namun jika air panas tersebut keluar dengan tenaga ekplosif dalam jangka waktu tertentu, maka kita sebut sebagai geyser.