ASTALOG.COM – Kisah Perang Troya terdapat dalam banyak karya sastra Yunani dan digambarkan dalam banyak karya seni Yunani. Dalam mitologi Yunani, Perang Troya merupakan sebuah aksi penyerbuan terhadap kota Troya yang terletak di Asia Kecil, oleh pasukan Akhaia dari Yunani. Peristiwa ini terjadi karena Paris menculik Helene dari suaminya Menelaos, Raja Sparta.
Perang ini merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam mitologi Yunani dan diceritakan di banyak karya sastra Yunani. 2 naskah kuno karya Homeros yang disusun pada sekitar abad ke-9 SM hingga ke-6 SM mengenai perang ini dan paling terkenal adalah:
- Iliad mengisahkan bagian dari tahun terakhir pengepungan kota Troya.
- Odisseia menceritakan perjalanan pulang Odisseus salah seorang pemimpin Akhaia ke tanah kelahirannya di Ithaka, Yunani.
Bagian-bagian lain dari kisah ini diceritakan dalam suatu seri wiracarita yang hanya tersisa dalam bentuk fragmen-fragmen. Kisah perang ini menjadi bahan untuk kisah-kisah drama tragedi Yunani dan karya-karya sastra Yunani lainnya, dan juga untuk para penyair Romawi seperti Vergilius dan Ovidius.
Sejarah Terjadinya Perang Troya
- Perang Troya berawal dari perselisihan antara dewi Athena, Hera, dan Aphrodite, setelah Eris, dewi perselisihan dan pertikaian, melemparkan sebuah apel emas, yang disebut juga sebagai ‘Apel Perselisihan‘, dimana apel itu bertuliskan “untuk yang tercantik.”
- Zeus lalu mengirim para dewi itu kepada Paris, yang kemudian menentukan bahwa Aphrodite, sebagai “yang tercantik,” yang berhak memperoleh apel itu.
- Sebagai balasannya, Aphrodite membuat Helene, wanita tercantik dan istri Menelaos, jatuh cinta kepada Paris, yang kemudian membawanya ke Troya.
- Akibat perbuatan Paris, Agamemnon, Raja Mykenai dan saudara Menelaus, memimpin suatu ekspedisi pasukan Akhaia ke Troya dan mengepung kota itu selama 10 tahun.
- Setelah banyak pahlawan yang tewas, termasuk pejuang Akhaia, yaitu Akhilles dan Aias, serta pejuang Troya, yaitu Hektor dan Paris, kota itu akhirnya takluk akibat tipu muslihat melalui Kuda Troya.
- Pasukan Akhaia membantai semua orang Troya (kecuali sebagian perempuan dan anak-anak yang dijadikan budak) dan mencemarkan kuil-kuil, sehingga membuat para dewa murka.
- Beberapa orang Akhaia berhasil tiba dengan selamat di rumah mereka, dan banyak lainnya mendirikan koloni di tempat yang jauh.
- Bangsa Romawi di kemudian hari lalu mengklaim sebagai keturunan Aineias, salah satu orang Troya, yang disebutkan memimpin sisa-sisa rakyat Troya yang selamat menuju Italia modern.
Orang Yunani kuno mempercayai Perang Troya sebagai peristiwa sejarah yang terjadi pada abad ke-13 SM atau 12 SM, dan meyakini bahwa Troya terletak di Turki modern di dekat Dardanelles. Pada masa modern, baik perang maupun kota Troya pada awalnya banyak dianggap bukan sebagai peristiwa sejarah.
Akan tetapi pada tahun 1868, Arkeolog Jerman, Heinrich Schliemann bertemu Frank Calvert, yang meyakinkan Schliemann bahwa Troya ada di Hissarlik dan Schliemann kemudian mengambil alih penggalian Calvert dengan properti milik Calvert. Pada akhirnya, klaim ini kini diterima oleh sebagian besar sejarawan.
Tidak diketahui secara pasti apakah ada peristiwa sejarah di balik Perang Troya. Banyak sejarawan percaya bahwa terdapat fakta sejarah dalam kisah ini, meskipun ini dapat berarti bahwa kisah-kisah karya Homeros merupakan gabungan dari beragam pengepungan dan ekspedisi oleh bangsa Yunani Mykenai selama Zaman Perunggu.
Mereka yang meyakini bahwa kisah Perang Troya berasal dari konflik sejarah tertentu biasanya menaruh waktu kejadiannya pada abad ke-12 SM atau 11 SM, seringkali menggunakan penanggalan yang diberikan oleh Eratosthenes, yaitu sekitar tahun 1194 – 1184 SM, yang kira-kira berkaitan dengan bukti arkeologis di Troya VIIa yang telah hancur terbakar.