Apa yang Dimaksud Garis Weber?

ASTALOG.COM – Garis Weber adalah sebuah khayal pembatas antara dunia flora dan fauna di paparan sahul dan di bagian lebih barat Indonesia. garis ini membujur dari utara ke selatan antara kepulauan Maluku dan Papua serta antara Nusa Tenggara Timur dengan Australia. Garis ini dicetuskan oleh Max Carl Wilhelm Weber atau Max Wilhelm Carl Weber (lahir di Bonn, 5 Desember 1852 – meninggal di Berbeek, 7 Februari 1937 pada umur 84 tahun) adalah seorang ilmuwan ahli ilmu hewan (zoologis) dan biogeografi berkebangsaan Jerman-Belanda.

Weber secara khusus tertarik dengan kedalaman laut di selat Lombok, yaitu selat yang memisahkan antara Pulau Bali dengan Pulau Lombok, dimana sebelumnya Wallace menyatakan bahwa selat antara Pulau Bali dan Pulau Lombok menjadi tanda pemisah bagi fauna yang bercirikan Asia dan fauna yang bercirikan Australia.

 

Penemu Garis Weber
Garis webber ditentukan berdasarkan hipotesis dari Max Wilhelm Carl Weber. Dilansir dari wikipedia, Carl Wilhelm Weber atau Max Wilhelm Carl Weber (lahir di Bonn, 5 Desember 1852 – meninggal di Berbeek, 7 Februari 1937 pada umur 84 tahun) adalah seorang ilmuwan ahli ilmu hewan (zoologis) dan biogeografi berkebangsaan Jerman-Belanda.

PELAJARI:  3 Gejala Sebelum Terjadinya Vulkanisme (Gunung Merapi)

Weber menemukan hal yang serupa dengan yang ditemukan Wallace namu di tempat yang berbeda. Ia menemukan perbedaan yang cukup kontras antara ragam fauna di pulau sulawesi dengan fauna di kepulauan Maluku dan Papua. Weber berpendapat Pulau Sulawesi merupakan pulau yang merupakan peralihan dengan hewan-hewan peralihan antara wilayah oriental dan dengna fauna dari benua australia. Kemudian ia membuat garis khayal di sebelah timur kepulauan maluku yang kemudian dinamakan garis Weber. Jadi sobat bisa mengartika garis weber adalah garis khayal yag memisahkan antara fauna australia dengan fauna peralihan.

 

Secara umum,titik utama penelitian Weber adalah tentang biologi kelautan yang difokuskan pada jalur migrasi invertebrate laut dan ikan-ikan pelagis (yang menghuni lapisan laut menengah dan atas). Dalam melakukan penelitia, ia bersama teman-temannya menemukan cukup banyak ikan-ikan dan hewan laut jenis baru, contohnya seperti kerang lentera (filum Brachiopoda), yang ditemukan di beberapa kepualauan di bagian timur nusantara seperti di daerah Banda, Ambon, Seram, Kei, Sulawesi, Sulu dan Selayar. Sedangkan menurut Tomascik (1997), ekspedisi Siboga di nusantara berhasil menemukan sebanyak 70 spesies dan 27 genera karang ahermatypic, termasuk 3000 spesies sponge (rumput laut). Selain itu peta batimetri (peta konfigurasi dasar laut) yang pertama untuk nusantara dihasilkan pula dari ekspedisi ini.

PELAJARI:  Bagaimana Belajar Bahasa Inggris Agar Cepat Bisa?

Persebaran Flora dan Fauna Menurut Garis Weber dan Wallace

Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Fauna atau dunia hewan di Indonesia digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan pengelompokan oleh Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber. Secara ringkas tiga kelompok fauna di Indonesia adalah ebagai berikut :

1. Fauna tipe Asiatis, menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau, badak, beruang, orang utan.

2. Fauna tipe Australis, menempati bagian timur Indonesia, meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kangguru, burung kasuari, cendrawasih, kakaktua.

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud Revolusi Industri?

3. Fauna Peralihan dan asli, terdapat di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kera, kuskus, babi rusa, anoa dan burung maleo.

Peta Persebaran Fauna Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
1. Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan
2. Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan.