ASTALOG.COM – Embrio adalah organisme pada tahap awal perkembangan yang tidak dapat bertahan hidup sendiri. Organisme yang melakukan perkembangbiakan secara seksual, yaitu ketika suatu sel sperma membuahi ovum, maka hasilnya adalah sebuah sel zigot yang memiliki seluruh DNA yang diwariskan dari kedua orang tuanya. Pada manusia, terbentuknya embrio berlangsung antara umur 3-5 minggu di masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh.
Sebelum embrio terbentuk, akan diawali dengan terjadinya pembuahan (fertilisasi). Fertilisasi adalah pembuahan yaitu suatu proses peleburan atau juga fusi dari gamet gamet haploid, berupa sel sperma dari laki laki dan juga sel ovum atau sel telur dari perempuan yang sudah matang. Pembuahan tersebut bertujuan untuk membentuk sebuah zigot haploid. Proses pembuahan atau fertilisasi itu akan berlangsung di dalam didalam saluran tuba falopi.
Tetapi, selain di dalam saluran tuba falopi, fertilisasi atau pembuahan juga bisa dilakukan diluar saluran tersebut, seperti yang sudah banyak orang ketahui jika selain di dalam saluran tuba falopi proses pembuahan juga bisa terjadi di dalam tabung atau biasanya disebut dengan istilah bayi tabung yaitu dimana proses pembuahan itu tidak terjadi di dalam di saluran tuba falopi melainkan proses pembuahan itu terjadi di dalam suatu tempat berupa tabung. Fertilisasi pada manusia itu meliputi 3 tahapan, yaitu:
- Pada saat sel telur terlepas dari ovarium, maka oosit akan segera melengkapi sebagai meiosis 1 dan akan memulai meiosis yang ke-2 proses tersebut akan terhenti di metafase yang ke-2. Dan akan terus berjalan untuk menuju oviduk dengan menggunakan bantuan epitel bersilia.
- Pada saat sel sperma diejakulasi, maka sel sperma itu akan terus bergerak menuju pada oviduk atau saluran tuba fallopi. Proses ini akan memakan waktu sekitar 14 sampai dengan 72 jam agar sperma dapat membuahi Oosit.
- Kapasitasi Spermatozoa, yaitu sebuah masa yang dibutuhkan untuk penyesuaian yang terjadi di saluran reproduksi wanita yaitu di mana disitu akan terjadi suatu pelepasan selubung dari glikoprotein dan juga protein protein plasma semen yang akan membungkus akrosom dan akan berlangsung sekitar kurang lebih sampai 7 jam, selain itu spermatozoa juga akan diberi nutrisi dan juga ATP dari jaringan Oviduk.
Tahapan Perkembangan Embrio pada Manusia
- Fase Morula. Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan dan kutub vegetatif. Antara 2 kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu. Setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.
- Fase blastula. Pada fase ini terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
- Fase Grastula. Pada fase ini embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
- Diferensiasi dan Organogenesis. Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi set untuk menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor hereditas (gen) yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ.