Efek dari Zat Karsinogen

ASTALOG.COM – Karsinogen (carcinogen) atau dalam bahasa sederhananya adalah zat-zat yang mampu mencetuskan dan memicu tumbuhnya kanker. Karsinogen berada di sekeliling kita dan tanpa kita sadari tercampur pada udara yang kita hirup, minuman, dan makanan.

Pengertian Zat Karsinogen
Zat karsinogen adalah salah satu zat yang menyebabkan penyakit kanker.

 

Efek Zat Karsinogen
Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh dan mengganggu proses-proses biologis. Sedangkan karsinogenik adalah sifat yang mengendap dan merusak tubuh terutama pada organ paru-paru karena zat-zat yang terdapat pada rokok, sehingga paru-paru menjadi berlubang dan menyebabkan kanker.

Jenis-jenis Karsinogen
Secara mendasar, karsinogen dibagi menjadi dua golongan, karsinogen yang berasal dari bahan pangan, dan non bahan pangan.

 

1. Karsinogen dari bahan pangan terdapat pada sebagian besar lemak, hydrazin pada jamur champignon, solanin pada kentang yang berwarna hijau, aflatoksin pada jagung, benzoapyrene pada makanan yang diawetkan dengan pengasapan, sakarin dan siklamat, juga ditengarai memicu kanker secara mutagen.

PELAJARI:  Jelaskan Bahwa Indonesia Adalah Negara Demokrasi

2. Karsinogen dari bahan non-pangan yaitu pada asap rokok, polusi udara yang mengandung timbal atau karbon monoksida, kandungan merkuri pada kosmetika, pengaruh alkohol, penggunaan obat kimia yang tidak semestinya, dan sebagainya.

Tips Menghindari Zat Karsinogen dalam Bahan Pangan dan Non Pangan

1. Zat Karsinogen dalam Bahan Pangan
Untuk menghindari mengonsumsi zat karsinogenik yang terdapat pada bahan pangan, yaitu :
a. Hindari makanan yang terlihat dan berbau apek, karena mungkin makanan itu mengandung aflatoxin, yaitu zat yang menyebabkan kanker hati. Aflatoxin paling banyak ditemukan pada kacang tanah.
b. Jangan memasak dengan menggunakan minyak panas yang bersuhu tinggi. Cara memasak dengan memanggang atau menumis membuat minyak atau lemak berubah sifat menjadi karsinogen, maka sebisa mungkin gantilah cara memasak dengan merebus atau mengukus.
c. Berhati-hatilah dengan daging yang telah diolah, dikeringkan dan diawetkan. Senyawa nitrat dan nitrit yang digunakan untuk mengolah daging berubah menjadi zat nitrosamine selama proses pengolahan tersebut. Nitrosamine ditemukan dalam bacon, sosis dan dendeng daging, dimana nitrosamine ini juga berpotensi mengandung karsinogen.
d. Jangan terlalu lama memanggang daging, karena pembakaran daging akan membentuk suatu zat yang disebut heterocyclic amines (HCAs) yang dilepaskan ketika panas membakas suatu senyawa yang disebut creatin yang ditemukan dalam darah dan jaringan hewan. HCAs sering dikaitkan dengan kanker usus, tumor paru-paru dan kanker payudara. Salah satu cara untuk mengurangi HCAs adalah daging dipanaskan terlebih dahulu di dalam microwave sebelum dipanggang untuk mengurangi cairan dan creatin-nya, meskipun cara ini tidak dapat menghilangkan seluruh zat HCAs itu.
e. Hindari sedapat mungkin mengonsumsi makanan yang diasapin, karena bahan makanan yang melalui proses pengasapan akan menghasilkan zat polycyclic aromatic hydrocarbon (PAHs) yang juga menyebabkan penyakit kanker.
f. Belilah bahan makanan organik bila memungkinkan. Zat aditif dan pestisida sering ditemukan pada sayuran dan buah-buahan non-organik yang dicurigai bersifat karsinogen. Belilah produk sayuran dan buah-buahan lokal karena produk lokak biasanya tidak diberi bahan kimia.

PELAJARI:  Kebutuhan Material dan Imaterial

2. Zat Karsinogen pada Bahan Non-Pangan
a. Kurangi mengonsumsi rokok atau lebih baik berhenti sama sekali dari menghisap rokok, selain adanya zat karsinogen, terdapat juga zat nikotin yang sangat berbahaya bagi tubuh.
b. Hindari menghirup udara yang tepolusi dengan selalu menyediakan masker, sapu tangan, atau tisu untuk menutup hidung dan mulut.
c. Gunakan kosmetik yang terbuat dari bahan-bahan alami dan cek sebelum membeli produk kosmetik untuk menghindari menggunakan produk kecantikan yang mengandung merkuri.
d. Tidak mengonsumsi minuman yang beralkohol.
e. Mengurangi menggunakan dan mengonsumsi obat kimia, tapi beralihlah menggunakan obat-obatan herbal.