Bangunan Pusat Kebudayaan Suku Maya

ASTALOG.COM – Suku Maya adalah kelompok suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur. Berdasarkan catatan sejarah, suku Maya yang hidup di zaman batu, sekitar 250 M hingga 925 M, telah menghasilkan bentuk karya dan peradaban yang unik seperti bangunan Chichen Itza yang merupakan sebuah bangunan yang menjadi pusat kebudayaan suku Maya pada saat itu.

Tidak hanya sebatas bangunan saja, namun suku Maya juga telah menghasilkan karya di bidang teknologi pertanian dengan dibangunnya kanal drainase, menanam jagung dan pohon karet, serta sumur yang disebut cenotes. Suku Maya juga mulai berkomunikasi antar sesamanya sekaligus mendokumentasikan tulisannya dalam bentuk gambar dan simbol yang disebut “glyph“. Glyph sendiri dibagi 2 macam, yaitu:

  1. yang menampilkan gambar utuh dari suatu benda yang dimaksudkan
  2. yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan suku katanya

Bangunan Pusat Kebudayaan Suku Maya

 

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa suku Maya memiliki sebuah bangunan yang merupakan pusat kebudayaan suku Maya sendiri. Bangunan itu dinamakan Chichen Itza yang merupakan suatu Situs Peradaban suku Maya di Mexico. Piramida Kukulcan di kompleks situs bersejarah ini dipercaya sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi peradaban suku Maya yang terletak di Semenanjung Yucatan (kini wilayah Mexico). Chichen Itza merupkan titik sentral kompleks bangunan lainnya seperti Piramida Kukulcan, Candi Chac Mool, dan bangunan Seribu Tiang.

Chichen Itza merupakan peninggalan arkeologi suku Maya yang paling lengkap serta masih terawat dengan baik hingga saat ini. Menurut buku budaya suku Maya dari Chilam Balam, kompleks candi ini dibangun antara tahun 502-522 Masehi. Suku Maya hanya menempatinya selama 200 tahun, kemudian mereka berpindah ke daerah pantai di Campeche. Nama Chichen Itza sendiri berarti “di bibir mata air rakyat” yang merupakan bahasa Indian setempat. Dengan demikian, Chichen Itza berkembang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi kebudayaan suku Maya.

PELAJARI:  Organ Pernapasan pada Laba-laba
 

Konon, Chichen Itza merupakan simbol pemujaan dan ilmu pengetahuan. Chichen Itza didirikan Raja suku Toltec bernama Quetzalcoatl yang datang ke Semenanjung Yucatan bersama pasukannya. Saat itu suku Maya sudah berdiam di daerah tersebut, kemudian bersama-sama suku Toltec, mulai membangun berbagai kuil yang menyerupai piramid. Dengan demikian, periode puncak dari Chichen Itza sebenarnya merupakan campuran antara kebudayaan suku Toltec dan suku Maya.

Salah satu kuil terbesar yang didirikan adalah Kukulkan. Berdasarkan legenda suku Maya, Kukulkan merupakan Dewa Ular Berambut jelmaan dari Quetzalcoatl. Kuil Kukulkan berupa piramid bertangga, dengan teras-teras. Di setiap sisi piramid segi empat itu terdapat anak tangga menuju puncak. Di puncak terdapat jalan masuk menuju ruangan Mahkota Batu Jaguar Raja Kukulkan, yang dicat merah dan bintik-bintik hijau lumut.

PELAJARI:  Jelaskan Hubungan Antara Gaya dan Gerak

Kompleks candi ini cukup luas dan tiap candi saling terpisah dengan yang lainnya. Di tengah-tengahnya berdiri candi El Castilo (Istana) yang selesai direnovasi. Bentuknya menyerupai piramid, hanya saja atapnya tumpul. Keistimewaan candi El Castilo adalah undak-undakan menuju atas candi. Setiap tanggal 21 Maret dan 23 September antara siang dan malam sama lamanya. Pada saat itu di siang hari, undak-undakan candi tertutup bayangan. Sehingga mata kita akan tertipu, seolah-olah ada banyak ular yang naik ke candi. Namun hari berikutnya pada waktu yang sama akan tampak seolah-olah ular itu turun dari undak-undakan yang ada pada candi.

Di Chichen Itza juga terdapat sebuah lapangan permainan yang mirip dengan permainan bola basket masa kini. Permainan ‘pok ta pok‘, yaitu permainan melemparkan bola melewati sebuah lingkaran di dinding 7 meter di atas tanah. Kapten dari tim yang pertama kali berhasil menembakkan bola akan dipenggal kepalanya sebagai persembahan untuk dewa-dewa. Selain itu, terdapat 2 tembok yang sama tingginya. Arena di antara 2 tembok itu dipakai oleh suku Maya untuk bermain bola. Ada kemungkinan bahwa bola itu dibuat dari karet, mengingat di sekitar daerah itu tumbuh pohon karet. Tak hanya suku Maya yang senang bermain bola, namun juga suku Zapotek.