ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, Kota Parepare adalah sebuah Kota di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 99,33 km² dan berpenduduk sebanyak ±140.000 jiwa. Salah satu tokoh terkenal yang lahir di kota ini adalah B. J. Habibie, presiden ke-3 Indonesia.
Asal Mula Pare-pare
Setelah ekonomi pertanian Jawa Tengah sangat terganggu oleh Perang Diponegoro (1825-1830) dan Tanam Paksa (1830-1870), migrasi ke arah timur bertambah, yang selanjutnya didorong oleh pemerintah Belanda yang ingin mengembangkan wilayah yang masih berpenduduk jarang di sebelah selatan dan timur Surabaya. Para migran dari pantau utara (Kudus, Demak, Gresik, yang disebut ”pesisir”), dari kesultanan Jawa Tengah (yakni wilayah ”Mataram” Yogyakarta-Surakarta) dan dari wilayah lain Jawa Timur yang sudah berpenduduk padat (Madiun, Kediri, Mojoagung, Tulungagung), mulai berdatangan ke wilayah Pare dan membuka hutan dan mendirikan desa-desa.
Dengan demikian, Pare menjadi semacam wilayah perbatasan, meskipun permukiman di banyak daerah Jawa Timur berawal dari masa pra kolonial. Akibatnya, struktur sosial ekonominya lebih longgar dari wilayah dengan penduduk padat di Jawa Tengah, yakni daerah asal banyak pendatang dan pusat kebudayaan Jawa Klasik. Pengolahan sawah menempati bagian tanah yang lebih kecil di Pare dibandingkan di Jawa Tengah, sementara ladang dan tanah untuk ternak memakan bagian yang lebih besar. Dan pola ekologi ini merupakan cara penyesuaian yang lebih terbuka, luwes, yang tampaknya mampu berkembang ke salah satu arah mana pun dari sekian banyak pilihan.
Disamping tradisi budaya, para pendatang membawa serta suatu kekuatan lain yang membentuk perkembangan Pare setelah peralihan abad – yakni sistem perkebunan. Sistem ini memperkenalkan bentuk-bentuk organisasi ekonomi kapitalis ke daerah itu, yang secara mencolok mengubah pembagian pendapatan dalam masyarakat pribumi.
Perkebunan pertama di Pare didirikan pada tahun 1875. pada tahun 1879 lima atau enam perkebunan sudah mulai – kopi, sagu, singkong, teh dan sisal (dan juga sedikit karet) – dan pada tahun 1925 pada masa jayanya terdapat 10 penggilingan tebu, tiga penggilingan tapioka, dan dua penggilingan sisal yang bertebaran di sekitar wilayah dalam radius 20 mil dari kota.
Tempat Wisata di Pare-pare
1. Hutan Kota Jompie
Merupakan hutan kota yang memiliki hutan yang menarik untuk anda kunjungi. Terdapat taman burung dan taman tanaman anggrek serta kolam besar yang dugunakan sebagai penangkaran buaya. Berlokasi di Kecamatan Soreang, Kota Parepare.
2. Pantai Lumpue
Pantai ini memiliki keunikan panorama alam yang sangat indah dengan pasir putih yang membentang luas. Terletak di Kecamatan Bacukiki, sekitar 4 Km dari Kota Parepare.
3. Pantai Cempae Sumur Jodoh
Pantai ini ramai dikunjungi oleh anak-anak muda karena mitos dimana pantai ini terdapat sumur jodoh yang memiliki sumber air tawar yang dianggap keramat. Sejatinya tempat ini juga sering digunakan untuk tempat mencari pasangan bagi muda-mudi. Terletak di Kecamatan Soreang Kota Pare-Pare. Bagi anda yang sedang mencari jodoh mungkin tempat ini bisa dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata.