Gejala Gerakan Kerak Bumi

ASTALOG.COM – Kerak Bumi merupakan lapisan terluar dari Bumi yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Batuan penyusun kerak samudera yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. 

Kerak Bumi dan sebagian mantel Bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Seiring deengan tingkat kedalamannya, maka temperatur kerak Bumi juga akan semakin meningkat. Pada batas terbawahnya, temperatur kerak Bumi bisa menyentuh angka 200-400°C. Kerak Bumi dan bagian mantel yang relatif padat akan membentuk lapisan litosfer.

 

Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, maka litosfer akan dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur kemudian meningkat menjadi 30°C setiap km, namun gradien panas Bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak Bumi yang lebih dalam.

PELAJARI:  Ciri-ciri Lapisan Atmosfer Bumi

Kerak Bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak samudera saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua memiliki lapisan yang jauh lebih tua.

 

Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada. Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif. Periode ini berhubungan dengan pembentukan super benua seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana.

Unsur-unsur Pembentuk Kerak Bumi

Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi terdiri atas:

  • Oksigen (O) (46,6%)
  • Silikon (Si) (27,7%)
  • Aluminium (Al) (8,1%)
  • Besi (Fe) (5,0%)
  • Kalsium (Ca) (3,6%)
  • Natrium (Na) (2,8%)
  • Kalium (K) (2,6%)
  • Magnesium (Mg) (2,1%)
PELAJARI:  Alasan Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia

Gejala Gerakan Kerak Bumi

Gejala gerakan kerak Bumi disebut dengan Tektonisme. Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang di maksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal maupun vertikal yang menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah.

Ada 2 jenis tektonisme, yaitu:

  1. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah yang sangat luas. Epirogenesa dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
    1. Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat naik dan daratan menurun.
    2. Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat turun dan daratan menaik.
  2. Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan (warping) dan lipatan (folding) yang terjadi akibat adanya tekanan pada arah mendatar pada lapisan batuan yang lentur. Lipatan terbentuk dari 2 bentuk dasar, yaitu sinklinal dan antiklinal. Lipatan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: normal, asimetris, dan tumpang tindih. Sementara itu, patahan (faulting) terjadi karena pengaruh tekanan horizontal dan vertikal yang sangat kuat. Ada 2 jenis patahan yaitu horst dan graben (slenk), serta retakan (jointing). Salah satu contoh hasil Orogenesa adalah deretan Lekukan di Mediterania.