ASTALOG.COM – Tanam paksa atau biasa disebut cultuurstelsel merupakan sistem yang bertujuan dan bermanfaat bagi belanda. Tanam Paksa adalah peraturan mempekerjakan seseorang dengan paksa yang sangat merugikan pekerja, dan tampa diberi gaji dan tampa istirahat.
Sistem tanam paksa telah menjadi sejarah bagi Rakyat indonesia untuk itu mari kita membahasan Tanam Paksa dari proses-proses tanam paksa dan penyebab dari kemunculan tanam paksa yang sangat merugikan Pekerja indonesia serta mengapa indonesia sulit untuk melepaskan diri dari sistem tanam paksa yang memiliki ketentuan-ketentuan pokok dalam sistem tersebut sehingga tanam paksa tersebut terus berlangsung dan apakah tidak ada yang merasa kasihan dan bahkan menentang sistem tanam paksa.
Tujuan Utama Sistem Tanam Paksa
Tujuan utama sistem tanam paksa adalah mempero1eh pendapatan yang besar dengan mewajibkan menanam tanaman dagang yang laku dan dibutuhkan di pasaran Eropa. seperti tebu, nila, teh, kopi, tembakau, kayu manis, dan kapas.
Kerugian Tanam Paksa
Diberlakukannya sistem tanam paksa tentunya menimbulkan efek negatif atau kerugian. Berikut beberapa kerugian dari tanam paksa antara lain:
1. Penderitaan fisik dan mental kerena bekerja terlalu keras.
2. Pajak yang besar
3. Pertanian lokal khususnya padi mengalami gagal panen.
4. Kelaparan dan kematian dimana-mana
5. Menurunnya jumlah penduduk Indonesia
Latar Belakang Tanam Paksa
Para sejarawan berpendapat bahwa Latar belakang tanam paksa adalah karena adanya goncangan ekonomi di pihak pemerintahan Belanda khususnya yang ada di Hidia-Belanda. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pada tahun-tahun sebelumnya pemerintahan belanda menghabiskan banyak dana dalam melawan perjuangan Kaum Padri yang disebut dengan Perang Padri, hal ini kembali diperkeruh dengan munculnya perjuangan Pangeran Diponegoro pada waktu yang hampir bersamaan yang kemudian dikenal dengan sebutan perang Diponegoro.
Meskipun secara riil pemerintahan Belanda bisa dikatakan menang melawan kedua tokoh pahlawan nasional tersebut namun tidak dapat dipungkiri bahwa dana yang dihabiskan semasa peperangan tersebut sangat banyak dan besar. Di lain sisi pihak Belanda juga banyak mengeluarkan dana dalam perang Napoleon serta kekalahannya dalam menaklukkan Belgia.
Guna menutup devisit inilah kemudian pemerintahan Belanda melalui Jenderal Gubernur Johannes van den Bosch memberlakukan Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa terhadap wilayah jajahan Hindia-Belanda.
Penyimpangan Tanam Paksa
Dengan sistem yang seperti itu maka para pelaksana tanam paksa menghalalkan segala cara untuk meraih hasil yang besar, akibatnya terjadi berbagai penyimpangan pelaksanaan sistem tanam paksa, penyelewengan tersebut diantaranya:
1. Rakyat lebih fokus menanam tanaman kualitas ekspor, dibandingkan menggarap ladang atau sawah untuk tanaman lokal.
2. Bagi rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja ekstra keras melebihi waktu yang ditentukan.
3. Jatah tanah untuk tanaman ekspor melebihi seperlima dari seluruh lahan yang digarap.
4. Apabila terdapat kelebihan hasil panan, tidak dikembalikan ke petani.
Kegagalan panen menjadi tanggung jawab rakyat.