ASTALOG.COM – Dalam sehelai wastra batik nampak indah dikarenakan terdapat beberapa unsur pendukung berupa gambar atau bagian pola-pola tertentu yang disusun secara harmonis menjadi sebuah desain batik yang utuh.
Seringkali kita tidak memperhatikan bahwa ada bagian-bagian tertentu dengan istilah-istilah yang telah digunakan oleh nenek moyang kita dalam membuat selembar kain batik yang halus dengan penuh simbolis dan makna yang terkandung didalamnya.
Unsur-Unsur Motif Batik
1. Ornamen
Merupakan unsur pokok dalam motif berupa gambar dengan bentuk tertentu yang berukuran cukup besar atau dominan dalam sebuah pola. Ornamen ini disebut juga ornamen pokok.
Berikut adalah ornamen-ornamen pokok tradisional klasik yang antara lain terdiri atas: Meru, Pohon Hayat, Tumbuhan, Garuda, Burung, Candi atau Perahu (Bangunan), Lidah api, Naga, Binatang dan Kupu-kupu.
2. Ornamen Pengisi
Seperti namanya, ornamen ini digunakan sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan. Ornamen ini berukuran lebih kecil dan berbentuk lebih sederhana dibanding ornamen pokok. Contoh ornamen pengisi adalah ornamen berbentuk burung, daun, kuncup, sayap dan daun.
3. Isen
Berfungsi sebagai pengisi atau pelengkap ornamen. Berbentuk kecil dan sederhana misalnya berupa titik-titik. Isen yang masih berkembang sampai saat ini antara lain adalah cecek-cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawut daun, herangan, sisik, gringsing, sawut, galaran, rambutan dan rawan, sirapan, cacah gori.
Membuat Desain Batik
Sebelum kita membuat karya tiga dimensi terlebih dahulu kita harus membuat rancangan atau desain. Orang yang membuat rancangan atau desain disebut dengan desainer. Membuat desain atau membuat gambar rancangan sangat penting untuk menentukan bentuk awal karya seni tiga dimensi yang akan kita buat. Di dalam merancang benda pakai kita harus memperhatikan : kegunaan/fungsi, kenyamanan, keamanan, dan keindahan.
Pembuatan desain motif batik Yogyakarta, pada dasarnya sama dengan pembuatan desain motif batik daerah lain. Pembuatan batik di daerah Yogyakarta dikerjakan dengan teknik batik tulis halus dengan teknik pewarnaan soga. Pembuatan desain motif yang perlu diperhatikan adalah pembuatan motif pokok, membuat isen-isen pada motif pokok, dan memberi motif tambahan untuk menyeleraskan motif batik tersebut.
a. Membuat Desain Motif Pokok
Motif pokok pada desain motif batik biasanya akan menjadi nama motif tersebut. Nama-nama motif batik di daerah Yogyakarta seperti parang rusak, garuda ageng, kawung, sembagen huk, sidomukti, sidodadi, madubranta, camukiran, dan udan liris. Disebut motif pokok karena motif tersebut menjadi motif inti dari keseluruhan pola pada batik.
a) Motif batik sidomukti
Kegunaan : digunakan untuk upacara perkawinan dipakai oleh sepasang pengantin.
Unsur motif : gurda
Filosofi : diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan
Zat warna : soga alam
Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam kecukupan dan kebahagiaan. Dengan demikian motif ini melambangkan harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan untuk kedua mempelai.
b) Motif batik parang rusak
Kegunaan : sebagai kain panjang
Unsur motif : parang, mlinjon
Filosofi : parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan diharapkan kekuatannya berlipat ganda.
Zat warna : soga alam
b. Membuat Motif Isen
Motif isen berfungsi untuk melengkapi (mengisi) motif pokok. Motif isen biasanya berbentuk garis-garis. Motif isen berfungsi memberi isi motif pokok maka motif ini berupa garis-garis kecil di dalam motif pokok.
Motif isen ada beragam dan bervariasi, motif ini digunakan agar motif batik kelihatan lebih bagus. Motif isen tersebut seperti cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawut daun, herangan, sisik, sawut, galaran, rambutan, sirapan, dan cacah gori.
c. Membuat Motif Tambahan
Motif tambahan merupakan motif di luar motif pokok yang mengisi keseluruhan bidang batik. Motif tambahan atau pengisi bidang ini bentuknya lebih kecil dari motif pokok. Fungsi dari motif tambahan ini untuk menghias bidang pada kain yang masih kosong di luar motif pokok.
Langkah-Langkah Pembuatan Desain Motif Batik
Langkah 1
Langkah pertama dalam pembuatan motif batik adalah menentukan dulu motif pokok yang akan dibuat. Motif pokok harus dapat mewakili dari keseluruhan batik. Motif ini menjadi bentuk yang menjadi pusat perhatian.
Langkah 2
Pembuatan motif pokok selesai, langkah selanjutnya memberi isen-isen pada motif pokok. Isen-isen ini untuk memperindah bentuk motif pokok. Pada awalnya motif pokok baru berupa gambar kosong atau baru berupa klowongan yang belum ada isennya. Motif pokok yang sudah diberi isen disebut rengrengan.
Langkah 3
Langkah selanjutnya apabila desain motif pokok sudah diberi isen (rengrengan) adalah memberi motif tambahan. Motif tambahan ini untuk mengisi bidang di luar motif pokok. Motif tambahan juga bermacam-macam sesuai dengan selera pembatik. Seperti diberi isen papahan, kembang krokot, gabah sinawur, dan tritisan.