ASTALOG.COM – Didalam menjalankan shalat, tidak hanya ada shalat wajib melainkan juga ada shalat sunnah. Shalat wajib dan shalat sunnah, jika keduanya dikerjakan akan mendapatkan sedangkan jika shalat wajib tidak dilakukan akan mendapatkan dosa dan shalat sunnah jika tidak dikerjakan tidak apa-apa.
Shalat wajib yang kita ketahui ada 5 yaitu shalat subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Sedangkan dalam shalat sunnah, ada begitu banyak nama di dalamnya. Salah satu shalat sunnah yaitu shalat sunnah muakkad dan ghairu muakkad.
Pengertian Shalat Sunnah Muakkad
Shalat sunnah muakkad adalah shalat sunnah yang dikuatkan (selalu dikerjakan Rasulullah dan jarang ditinggalkannya).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam shalat sunnah muakad:
1) Tidak didahului adzan dan iqomah
2) Dileksanakan secara munfarid (sendirian) kecuali shalat sunnah idain
3) Dimulai dengan niat sesuai dengan jenis shalatnya
4) Dilaksanakan dengan dua rakaat salam
5) Tempat melaksanakan shalat sunnah sebaiknya berbeda dengan shalat wajib
6) Bacaan sunnah ada yang dibaca sirri (berbisik): shalat dhuha dan shalat sunnah rawatib dan ada yang dibaca jahr (keras): shalat sunnah idain. (Ibrahim, 2008: 120)
Shalat Sunnah Muakkad termasuk dalam:
1. Dua rakaat setelah dhuhur disamping dua rakaat yang muakkad.
Nabi SAW pernah bersabda : “ siapa yang shalat empat rakaat sebelum dhuhur dan empat rakaat setelahnya, Allah mengharamkan ia jatuh ke neraka “ (HR. Abu Daud). Tampaknya engkau segera merespon hadist tersebut :” Sesungguhnya amal tergantung pada niat” (HR. Bukhori, Muslim dan Ibnu Majah).
2. Empat rakaat atau dua rakaat sebelum ashar.
Nabi SAW bersabda, “ Semoga Allah memberi rahmad kepada orang yang shalat sunnah empat rakaat sebelum ashar” ( HR. Tirmidzi ) dan sayyidina Ali meriwayatkan bahwa nabi SAW biasa shalat dua rakaat sebelum ashar.( HR. Abu Daud ).
3. Dua rakkat sebelum maghrib.
Rasulullah SAW bersabda :” shalatlah dua rakaat sebelum maghrib” kemudian beliau mengulang “shalatlah dua rakaat sebelum maghrib “ kemudian pada yang ketiga kalinya beliau menambahkan “ bagi yang mau “. ( HR. Bukhari ).
4. Dua rakaat sebelum isya’.
Nabi SAW bersabda “ diantara dua adzan ada shalat, diantara dua adzan ada shalat”, beliau kemudian menyatakan “ bagi yang mau. “( HR. HR. Bukhori ).
Pengertian Shalat Sunnah Ghairu Muakkad
Shalat sunnah ghairu muakad adalah shalat sunnah yang tidak dikuatkan (kadang dikerjakan Rasulullah dan kadang tidak dikerjakannya)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam shalat sunnah muakad:
1. Tidak didahului adzan dan iqomah
2. Dileksanakan secara munfarid (sendirian)
3. Dilaksanakan dengan dua rakaat salam
4. Tempat melaksanakan shalat sunnah sebaiknya berbeda dengan shalat wajib
5. Bacaantidak di nyaringkan
6. Memulai shalat di awali dengan niatnya masing-masing.
Shalat Sunnah Ghairu Muakkad:
1. Shalat sunnah rawatib
Ada beberapa shalat sunnah rawatib yang merupakan sunnah ghairu muakkad, yaitu:
MADZHAB
RAKAAT
Hanafi
4 rakaat sebelum dan sesudah dhuhur dan 4 rakaat sebelum ashar
Syafi’i
2. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari terbit setinggi tombak sampai menjelang waktu dhuhur. Hukum mengerjakan shalat dhuha adalah sunnah. Shalat dhuha memiliki keutamaan yang besar bagi pelakunya sehingga rasulullah menganjurjkan para sahabat dan seluru kaum muslim untuk melaksanakannya.
Perbedaan Shalat Sunnah Muakkad dan Ghairu Muakkad
Jika dilihat dari pengertian diatas, kedua shalat sunnah tersebut memiliki perbedaan yaitu dari segi pelaksanaan yang dilakukan oleh Rasulullah. Pada shalat sunnah muakkad, rasulullah jarang meninggalkan shalat tersebut walaupun termasuk dalam shalat sunnah, sedangkan untuk shalat sunnah gairu muakkad rasulullah tidak begitu sering melakukannya.