Penyebab Terjadinya Asimilasi

ASTALOG.COM – Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

Dilansir dari wikipedia, Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

 

Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

PELAJARI:  Cerita Calon Arang Berasal dari?

Faktor Pendorong Asimilasi
Faktor-faktor umum yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:
1. Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan
2. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
3. Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6. Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya
7. Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.

 

Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
seperti berikut.
1. Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
3. Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
4. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
dibandingkan dengan kebudayaan golongan atau kelompoknya.
5. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik.
6. Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok
dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan (in-group feeling).
7. Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang
berkuasa.
8. Munculnya perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi.

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud dengan Lembaga Adat?

Contoh sederhana asimilasi :
A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru. Maksudnya.. si A akhirnya punya tarian baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian barunya ngga mirip sama tarian Bali atau tarian Tango.

Syarat Terbentuknya Asimilasi
Asimilasi terbentuk melalui tiga syarat antara lain sebagai berikut
1. Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
2. Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dalam waktu relatif lama
3. Kebudayaan dari setiap kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri

PELAJARI:  Kota Tertua di Indonesia

Faktor Penghambat Asimilasi
Terdapat beberapa faktor-faktor umum yang menjadi penghalang/penghambat terjadinya asimilasi antara lain sebagai berikut

1. Kelompok yang terisolasi atau terasing, biasanya minoritas
2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang akan dihadapi
3. Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
4. Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi dari pada kebudayaan kelompok lain.
5. Kebanggaan berlebih seperti ini mengakibatkan kelompok kebudayaan yang satu tidak mau mengakui keberadaan kelompok lain.
6. Adanya perbedaan ciri-ciri fisik, misalnya tinggi badan, warna kulit ataupun rambut.
7. Memiliki perasaan yang kuat bahwa individu terikat dengan kebudayaan kelompok masing-masing
8. Golongan minoritas mengalami gangguan terhada kelompok penguasa. Seperti pembantaian suku minoritas di bekas negara Yugoslavia dan Rwanda.