ASTALOG.COM – Bunga adalah alat perkembangbiakan generatif tumbuhan biji tertutup. Dalam bagian-bagian bunga yang memiliki macam-macam atau jenis-jenis bagian yang setiap fungsinya masing-masing bagian bunga tersebut berbeda-beda. Salah satu bagian penting dari bunga adalah benang sari.
Benang sari merupakan alat kelamin jantan. Benang sari merupakan metamorfosis daun, yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari merupakan metamorfosis daun masih dapat terlihat dengan nyata pada bunga jenis tumbuhan tertentu misalnya pada bunga tasbih (Canna indica L.). pada tumbuhan ini tajuk bunganya tidak begitu menarik, tetapi yang berwarna indah dan menarik adalah benang sarinya yang bersifat seperti tajuk bunga.
Jenis Benang Sari
Pada benang sari dapat dibedakan tiga bagian berikut :
1. Tangkai sari (filamentum) yang berbentuk benang,
2. Kepala sari (anthera) yang terdapat di ujung tangkai sari,
3. Penghubung ruang sari (connectivum) yang merupakan lanjutan tangkai sari yang menghubungkan kedua bagian kepala sari yang terdapat di kanan kiri penghubung ini.
1. Tangkai sari (Filamentum)
Meilhat jumlah berkas yang merupakan perlekatan benang sari, benang sari dapat dibedakan menjadi :
a. Benang sari berberkas satu atau benang sari bertukal satu (monadelpus), yaitu jika semua tangkai sari pada suatu bunga berlekatan menjadi satu, berkas yang tengahnya berongga dan hanya bagian ujung tangkai sari yang masih bebas satu-sama lain, dapat dilihat pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
b. Benang sari berberkas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus), jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok. Jumlah tangkasi sari pada masing-masing kelompok tidak selalu sama, benang sarinya tersusun dalam dua berkas (satu berkas 9 benang sari dan satu berkasnya lagi 1 benang sari/tangkai sari), dapat dilihat pada kembang telang (Clitorea ternatea L.).
c. Benang sari berberkas banyak atau benang sari bertukal banyak, jika dalam satu bunga terdapat banyak benang sari, tangkai sari tersusun menjadi beberapa kelompok berkas, misalnya pada bunga kapok (Ceiba pentandra Gaernt.).
2. Kepala sari (Anthera)
Kepala sari adalah bagian dari benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, badan ini bentuknya bermacam-macam antara lain bulat, jorong bulat telur, bangun kerinjal dll. Di dalamnya terdapat dua ruang sari (theca), tetapi ada juga yang satu atau lebih dari 2 ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas 2 Kantong sari(loculumentum), akan tetapi sekat pembatasnya dapat hilang sehingga hanya terdiri dari satu ruang saja.
3. Ruang sari
Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari atau tepung sari (pollen). Setelag terjadinya persarian (jatugnya serbuk sari ke kepala putik), maka serbuk sari itu akan tumbuh menuju bakal biji, sehingga inti sperma pada serbuk sari dapat melebur dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga, peleburan tersebut dinamakan Pembuahan.
Jumlah Benang Sari
Jumlah benang sari dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
1. Benang sari banyak, yaitu jika dlam suatu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari sperti halnya yang terdapat pada jambu-jambuan (Myrtaceae). Contohnya pada tanaman jambu biji (Psidium guajava L.
2. Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya. Dalam hal ini benang sari biasanya tersusun dalam dua lingkaran, mengenai duduk daunnya pada tajuk terdapat dua kemungkinan yaitu :
a. Diplostemon (diplostemonus), yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar duduk berselig dengan daun-daun tajuk, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherima L.Swartz).
b. Obdiplostemon (obdiplostemonus), jika keadaan benang-benang sari pada lingkaran dalamlah yang dudukya berseling dengan daun-daun tajuknya, misalnya pada tumbuhan geranium (Pelargonium odoratissimum Hort.).
3. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang, dalam hal ini duduk daun benang sari pada tangkai dibedakan menjadi :
a. Episepal (episepalus), artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak, dan berseling dengan daun-daun tajuk.
b. Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun kelopak.