ASTALOG.COM – Artikel Kali ini akan membahas mengenai sikap perilaku. Perilaku merupakan suatu cara bertingkahlaku, diciptakan dan untuk ditiru oleh orang banyak.
Suatu tindakan menjadi bagian dari pola bertindak yang tetap melalui proses pengulangan (peniruan) yang dilakukan oleh orang dalam waktu yang relatif lama, sehingga terbentuklah suatu kebiasaan (Kartono, 1989:28).
Perilaku manusia operan atau psikologis yang dapat dikendalikan, perilaku manusia juga merupakan perilaku yang integrated yang berarti bahwa keseluruhan individu itu terlibat dalam perilaku yang bersangkutan, bukan bagian demi bagian.
Perilaku manusia begitu kompleks sehingga ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan penelitian. Ada beberapa cara untuk membentuk perilaku diantaranya; dengan cara kondisioning atau kebiasaan yaitu dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan, akhirnya akan dapat menumbuhkan perilaku tersebut; pembentukan perilaku dengan pengertian atau insign dan pembentukan perilaku dengan menggunakan model.
Kalau membicarakan perilaku maka tampak jelas bagaimana peran lingkungan terhadap perilaku manusia. Jika diperhatikan apa yang terjadi di sekitar manusia itu dapat ditemukan adanya bermacam-macam kejadian yang satu berbeda dengan yang lain, disamping juga ada kesamaan dari manusia-manusia itu.
Ada pandangan bahwa manusia sebagai makhluk individual, namun ada juga yang beranggapan bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Karena manusia sebagai makhluk individual, maka dalam tindakan-tindakannya manusia kadangkala menjurus kepada kepentingan pribadi.
Namun karena manusia juga merupakan makhluk sosial, dalam tindakan-tindakannya manusia juga sering menjurus kepada kepentingan-kepentingan masyarakat, sesuai dengan pendapat Kunkel bahwa manusia itu mempunyai dorongan untuk mengabdi kepada dirinya sendiri (ichhaftigkeit) dan dorongan untuk mengabdi kepada masyarakat (sachlichkeit) secara bersama-sama manusia berada diantara keduanya (Bimo Walgito, 1990:25).
Ciri perilaku yang membedakan dari makhluk-mahluk lain adalah dalam kepekaan social,kelangsungan perilaku,orientasi tugas,usaha pejuangan serta keunikan. Jadi manusia dalah makhluk social yang harus hidup dengan orang lain dan selalu memerlukan kerjasama dengan sesamanya. Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadic (timbul dan hilang saat-saat tertentu),tetapi selalu ada kelangsungan kontinuitas antara satu perbuatan dan perbutan lainnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Keturunan
Keturunan diartikan sebagai pembawaan yang yang merupakan karunia dari Tuhan. Teori tentang keturunan disampaikan oleh Gegir Mendel menyatakan bahwa:
• tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh factor keturunan.
• tiap pasangan merupakn penentu alternative bagi keturunanya.
Lingkungan
Lingkungan sering disebut milliu invironment atau juga disebut nurture. Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu dalam berperilaku. Lingkugan turut berpengaruh terhadap perkembangan pembawwan dan kehidupan manusia. Lingkungan dapat di golongkan menjadi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Macam-Macam Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Perilaku tertutup
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
Proses Terjadinya Perilaku
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2. Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (Notoatmodjo: 2003).