Contoh Cerita Jenaka Pendek

ASTALOG.COM – Cerita jenaka adalah cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka, keriangan atau sindiran, misal Si Kabayan(Sunda), Pak Pandir, Pak Belalang (Melayu)

Dilansir dari wikipedia, Cerita jenaka merupakan bagian cerita rakyat yang berunsur jenaka atau lucu yang dapat membangkitkan tawa. Bahan ceritanya didasarkan pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Alur ceritanya berpusat pada kelakuan pelaku. Contoh cerita jenaka yang berkemabang dalam masyarakat Indonesia seperti Si Kebayan Sunda, Lebai Malang Sumatra, dan Pak Banjir Jawa.

 

Fungsi Cerita Jenaka

1. Sebagai Alat Hiburan
Cerita Jenaka memberi hiburan kepada pendengar atau pembaca, dari unsur lucu sehingga membuat pendengar merasa lebih bahagia. Unsur lucu pada sifat watak dan peristiwa lucuberlaku pada watak utama membawa kesan yang sangat menghibur.
 
2. Memberi Pengajaran dan Pendidikan
Di cerita jenaka terdapat unsur nasihat, peringatan dan panduan untuk hidup yang lebih baik
 
Antara unsur-unsur pengajaran ialah :
a. Jangan mengamalkan judi atau bertaruh kerana akan membawa kesusahan dan papakedana.
Contohnya, cerita Pak Kaduk 
 
b. Jangan percaya kepada ramalan nujum kerana kebanyakkan nujum tidak benar, banyak tipu helah dan muslihat.
Contohnya, Pak Belalang
 
c. Jangan mengamalkan sifat tamak dan haloba. Sifat ini merupakan amalan keji yang akan membawa kerugian.
Contohnya : Cerita Lebai Malang
 
3. Berperanan Sebagai Sarana Kritikan Sosial
Terkandung sindiran tajam yang ditujukan kepada golongan berkedudukan tinggi, dimuliakan dalam masyarakat seperti golongan raja dan pemerintah.
Misalnya cerita Lebai Malang Kritikan terhadap ketidakadilan,kekejaman yang sering dilakukan golongan berkuasa terhadap rakyat miskin dan lemah.
Misalnya,cerita Pak Kaduk
 
4. Sebagai Alat Hiburan
Cerita jenaka berfungsi sebagai alat hiburan yang akan membuat pendengar melepaskan rasa stress dan merasa lebih bahagia.
 
Contoh Cerita Jenaka
Berikut salah satu contoh cerita jenaka

“PAK LEBAI MALANG”
PELAJARI:  Negara-negara di Kawasan Asia Tengah

Pak Lebai adalah seorang guru agama yang tinggal ditepian sebuah sungai didaerah Sumatra Barat. Suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua orang yang sama-sama kaya. Pak Lebai bingung, yang mana yang hendak didatanginya karena pesta itu berlangsung di waktu yang sama, di tempat berjauhan.

Jika ia datang ke undangan yang pertama, yakni di hulu sungai, tuan rumah akan memberinya 2 ekor kepala kerbau. Namun, masakan di sanan konon tidak enak. Lagipula, ia tak terlalu kenal dengan tuan rumah tersebut. Jika ia datang ke undangan kedua, ia akan menerima satu saja kepala kerbau. Namun masakannya enak. Di sana ia juga akan mendapatkan tambahan kue-kue. Lagipula, ia kenal baik dengan tuan rumah tersebut.
 
Pak Lebai mulai mengayuh perahunya. Namun, ia masih belum juga bisa membuat keputusan, undangan mana yang dipilihnya. Dengan ragu ia mulai mengayuh perahunya menuju hulu sungai. Di tengah perjalanan, ia mengubah rencananya, lalu berbalik menuju hilir sungai. Ketika hilir sungai sudah makin dekat, beberapa tamu terlihat sedang mengayuh perahu menuju arah yang berlawanan. Mereka memberitahukan pada Pak Lebai.
 
“Kerbau yang disembelih di hilir sangat kurus, Pak Lebai!”
 
Pak Lebai kemudian berbalik lagi ke hulu, mengikuti orang-orang itu. Sesampai di hulu, ah…. pesta ternyata sudah usai. Para tamu sudah tak ada. Makanan sudah habis. Pak Lebai lalu segera mengayuh perahunya lagi menuju hilir. Di sana pun sama, pesta juga baru saja usai. Sudah sepi, tak ada satu pun undangan yang terlihat. Pak Lebai pun lemas, juga karena kelelahan mendayung ke hulu dan hilir. Ia mulai merasakan lapar, lalu memutuskan untuk melakukan dua hal, yakni memancing dan berburu.
Ia lalu kembali ke rumahnya sebab untuk berburu ia perlu mengajak anjingnya. Ia juga membawa bekal sebungkus nasi. Mulailah ia memancing. Setelah menunggu beberapa lama, ia merasakan kailnya dimakan ikan. Pak Lebai merasa lega. Namun ketika ditarik, pancing itu susah untuk diangkat ke atas. Pak Lebai berpikir, kail itu pasti tersangkut batu atau karang di dasar sungai.
 
Kemudian ia terjun ke sungai untuk mengambil ikan itu. Berhasil. Ia keluarkan pancing dan ikannya dari lekukan batu. Namun, ups! Begitu ia selesai melakukan hal itu, ikannya malah terlepas. Pak Lebai merasa kecewa sekali. Ia lalu naik ke atas sungai. Sesampainya di atas air Pak Lebai merasa lapar dan ingin memakan nasi bungkus yang dibawanya dari rumah.
 
Oh, ia juga mendapati nasinya sudah dimakan oleh anjignya! Benar-benar malang nasib Pak Lebai. Kemalangan demi kemalangan didapatinya.
 
Sejak saat itu, ia mendapat julukan dari orang-orang sekitarnya Pak Lebai Malang.