Apa yang Terjadi Ketika Otot Berkontraksi?

ASTALOG.COM – Otot pada manusia merupakan alat gerak aktif. Sebagai alat gerak aktif, maka otot harus selalu terlatih untuk bekerja atau bergerak, sebab apabila sering digunakan maka otot akan mempunyai kekuatan atau kinerja yang baik. Sebaliknya, apabila tidak sering digunakan, maka otot akan mengalami kemunduran fungsi. 

Perlu diketahui bahwa hampir setengah berat tubuh kita berasal dari otot, dan ada lebih dari 640 otot menyusun tubuh kita. Adanya kontraksi otot akan membuat tulang tubuh kita bisa bergerak. Karena itulah, otot disebut sebagai alat gerak aktif.

Otot mempunyai 3 kemampuan spesifik, yaitu:
  1. Kemampuan untuk memendek (berkontraksi) disebut kontratibilitas.
  2. Kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi otot disebut ekstensibilitas.
  3. Kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah kontraksi atau ekstensi disebut elastisitas. Saat otot kembali ke ukuran semula, otot disebut dalam keadaan relaksasi.
PELAJARI:  Memahami Penggolongan Laut Berdasarkan Kedalamannya

Mekanisme Gerak Otot dan Sumber Energi

 

Secara makroskopis, gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara 2 tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan berkontraksi. Ujung-ujung otot melekat pada tulang dengan 2 tipe perlekatan, yaitu:

  1. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
  2. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat otot berkontraksi disebut insersio.

Secara mikroskopis, otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan kontraktil yang disebut sarkomer.

 

Sarkomer dibatasi 2 garis Z dan mengandung 2 jenis filamen, yaitu:

  1. Filamen protein tebal disebut miosin.
  2. Filamen protein tipis disebut aktin.

Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara itu, di antara 2 sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.

Apa yang Terjadi Ketika Otot Berkontraksi?

  • Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu sama lain. Akibatnya zona H dan pita I memendek, sehingga sarkomer pun juga memendek.
  • Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
  • Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval waktu yang cukup, otot akan berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi melainkan akan berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi, disebut tetanus.
  • Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. Adapun tahapannya:
    • ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi.
    • Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat) + Energi.
    • Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi.

Semua energi-energi ini digunakan untuk kontraksi otot. Pemecahan zat-zat akan menghasilkan energi untuk kontraksi otot berlangsung dalam keadaan anaerob sehingga fase kontraksi disebut juga fase anaerob.

PELAJARI:  Kelenjar yang Terdapat pada Sistem Endokrin

Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau glikogen yang tidak larut. Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam laktat) dan diubah menjadi glukosa (gula darah) + asam laktat. Glukosa akan dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O.

Secara singkat proses penguraian glikogen adalah sebagai berikut:
  • Proses penguraian glikogen terjadi pada saat otot dalam keadaan relaksasi. Pada saat relaksasi diperlukan oksigen sehingga disebut fase aerob.
  • Asam laktat atau asam susu merupakan hasil samping penguraian laktasidogen. Penimbunan asam laktat di dalam otot dapat mengakibatkan pegal dan linu atau menyebabkan kelelahan otot. Penguraian asam laktat memerlukan banyak oksigen.