Ras Penduduk di Asia Tenggara

ASTALOG.COM – Ras yang diambil dari kata dalam bahasa Perancis, yaitu “race” yang artinya “akar” merupakan suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan manusia dalam suatu populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal usul geografis, tampang jasmani, dan kesukuan yang terwarisi.

Pada awal abad ke-20, istilah “ras” sering digunakan dalam arti biologis untuk menunjuk pada populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik dengan anggota yang memiliki fenotipe (tampang luar) yang sama. Sampai saat ini, arti “ras” juga masih digunakan dalam antropologi forensik untuk menganalisa sisa tulang, penelitian biomedis, serta kedokteran berdasarkan asal-usul.

 

Sementara itu dalam ilmu sosial, banyak ilmuwan sosial yang telah mengganti istilah “ras” dengan istilah “kelompok etnik” untuk menunjuk pada kelompok yang mengidentifikasi diri sendiri berdasarkan kepercayaan mereka mengenai kebudayaan, asal usul dan sejarah bersama.

Sekilas Mengenai Asia Tenggara

Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan di benua Asia bagian tenggara. Kawasan ini mencakup Indochina dan Semenanjung Malaya serta kepulauan di sekitarnya. Asia Tenggara berbatasan dengan:

  • Republik Rakyat Tiongkok di sebelah utara
  • Samudra Pasifik di timur
  • Samudra Hindia di selatan
  • Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan anak benua India di barat
PELAJARI:  Mengapa Indonesia di Bagi 3 Daerah Waktu?
 

Penggunaan nama “Asia Tenggara” untuk menyebut wilayah ini sebenarnya pertama kali mulai digunakan pada abad ke-20. Sebelumnya Asia Tenggara dikenal dengan nama India Belakang. Bagian kawasan dari Asia Tenggara terdiri dari 11 negara, dimana beberapa di antaranya berada di daratan utama (mainland), yang juga dikenal sebagai Asia Tenggara Daratan (Indochina) dan sebagian lagi seluruhnya merupakan kepulauan (Asia Tenggara Maritim), yang dikenal dengan istilah beragam, seperti Kepulauan Selatan (Nan Yang, Cina, dan Vietnam), Kepulauan Melayu (Malay Archipelago), Malayunesia, Indonesia, Hindia Timur, Malaysia, Insulinde, atau bahkan Nusantara. Menariknya lagi bahwa Semenanjung Malaya biasanya dimasukkan dalam wilayah kepulauan meskipun masih tersambung dengan benua Asia.

Sementara itu, secara geografis, Asia Tenggara dapat dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu:

  1. Daratan, dimana negara-negara yang merupakan negara daratan di Asia Tenggara termasuk Myanmar, Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam.
  2. Kepulauan, dimana negara-negara yang merupakan negara kepulauan di Asia Tenggara termasuk Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
PELAJARI:  Contoh Upacara Adat di Madura

Ras Penduduk di Asia Tenggara

1. Ras Mongoloid

Ras Mongoloid adalah istilah yang pernah digunakan untuk menunjuk fenotipe umum dari sebagian besar penghuni di Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, kaki Pegunungan Himalaya bagian selatan dan sebagian Siberia, Madagaskar di lepas pantai timur Afrika, beberapa bagian India Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Oseania. Anggota ras Mongoloid dulu juga disebut juga sebagai ras “berkulit kuning”, walaupun hal ini tidak sepenuhnya benar. Misalnya saja orang Asia Tenggara yang sering dikatakan sebagai orang yang “berkulit coklat”, mulai dari coklat muda hingga coklat gelap.

Ras Asia Tenggara dikatakan anggota Ras Asia Utara yang telah menetap di daerah tropis dan beradaptasi terhadap iklim setempat. Namun berkat migrasi dari China, anggota ras Asia Utara juga banyak tersebar di Asia Tenggara. Anggota ras Asia Tenggara merupakan penutur bahasa Austronesia yang telah menyebar di Asia Tenggara, Oseania, dan di pulau Madagaskar di lepas pantai Afrika. Di Asia Tenggara, sebagian besar dari mereka telah berasimilasi dengan ras Australoid yang kini hanya tinggal di beberapa wilayah saja, seperti orang Asli di Semenanjung Melaka dan orang Negrito di Filipina.

PELAJARI:  Klasifikasi Warna Laut Berdasarkan Penyebabnya

2. Ras Melayu

Ras Melayu sebenarnya adalah sebuah teori yang diusulkan oleh ilmuwan Jerman, Johann Friedrich Blumenbach yang telah menggolongkannya sebagai “ras coklat”. Namun ternyata banyak antropolog lain yang menolak teorinya mengenai 5 ras manusia mengingat begitu kompleksnya klasifikasi manusia.

Ras Melayu sendiri berbeda dengan pemahaman mengenai “suku Melayu” yang mengacu kepada penduduk di Malaysia dan beberapa bagian di Indonesia. Istilah “ras Melayu” sempat dipakai secara umum di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Yang dimaksudkan dalam ras Melayu tersebut adalah penduduk kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia dan Filipina, dan Semenanjung Melayu. Istilah tersebut kemudian meluas ke kepulauan Pasifik. Apa yang disebut “ras Melayu” sebetulnya adalah penutur bahasa Austronesia, walaupun ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa kelompok ini merupakan “subras” dari ras Mongoloid.