Lubuk Laut Beserta Contohnya

ASTALOG.COM – Artikel kali ini akan membahas mengenai morfologi laut, aitu lubuk laut. Pernahkah kamu mendengar istilah lubuk laut? Dan seperti apakah contoh dari lubuk laut? Indonesia yang negara bahari dan kepulauan memiliki banyak wilayah perairan dan laut. Topografi dasar laut Indonesia beragam dan unik. Termasuk memiliki laut-laut dalam berupa palung (trench) dan lubuk atau basin. Palung dan lubuk adalah dua jenis variasi bentuk topografi laut dengan kedalaman yang sangat dalam.

Dasar laut Indonesia memiliki topografi yang beragam. Memiliki paparan yang dangkal, lubuk dan palung yang dalam, gunung api bawah laut, dan sebagainya. Keragaman ini terkait dengan pertemuan dan pergesekan tiga lempeng besar dunia, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Samudera Hindia ­Australia (Indo­Australia).

 


Palung (trench) diartikan sebagai bagian dasar laut dalam yang tepiannya terjal dan merupakan laut yang terdalam di dasar laut. Sedangkan lubuk atau basin adalah bagian laut dalam yang dasarnya melebar. Palung dan lubuk kerap disamakan sebagai ‘jurang’ di dasar laut. Yang membedakan antara keduanya adalah konsturnya saja. Palung berbentuk memanjang seperti saluran dengan potongan melintangnya menyerupai huruf “V” sedangkan basin (lubuk) bentuknya membulat dengan potongan melintang menyerupai huruf “U”.

PELAJARI:  Jelaskan yang Dimaksud dengan Opera

Pengertian Lubuk Laut (Basin)

 

Lubuk laut adalah sebuah lembah di dasar laut yang berbentuk membulat, dalam, dan luas. Lubuk Laut terjadi karena pemerosotan dasar laut. Contoh: Lubuk laut di Eropa, Lubuk laut Banda, Lubuk laut Sulawesi, Lubuk laut Sulu, Lubuk laut Canary, Cape Verde Mediterania, dan Teluk Meksiko.

Daftar Lubuk Di Indonesia

1. Lubuk Sulawesi (6.220 meter)
2. Lubuk Banda utara (5.800 meter)
3. Lubuk Banda Selatan (5.400 meter)
4. Lubuk Sulu (5.350 meter)
5. Lubuk Ambalau (5.330 meter)
6. Lubuk Buru (5.319 meter)
7. Lubuk Flores (5.130 meter)
8. Lubuk Bacan (4.810 meter)
9. Lubuk Manipa (4.360 meter)
10. Lubuk Gorontalo (4.180 meter)
11. Lubuk Morotai (3.890 meter)
12. Lubuk Aru (3.680 meter)
13. Lubuk Mangole (3.510 meter)
14. Lubuk Sawu (3.470 meter)
15. Lubuk Wetar (3.460 meter)
16. Lubuk Selayar (3.370 meter)
17. Lubuk Halmahera (2.039 meter)
18. Lubuk Bali (1.590 meter)

PELAJARI:  Pengertian dan Mekanisme Siklus Jantung

Lubuk Morotai, Palung Ternate, Lubuk Bacan, Lubuk Mangole, Lubuk Gorontalo dikelompokkan sebagai lubuk Maluku. Sedangkan Lubuk Buru, Lubuk Banda utara, Lubuk Banda Selatan, Palung Weber, Lubuk Manipa, Lubuk Ambalau, Lubuk Aru, Palung Buton, Lubuk Flores, Lubuk Sawu, Lubuk Wetar dikelompokkan sebagai lubuk Banda.

Bentukan Positif Morfologi Dasar Laut

Cembungan

Cembungan adalah bentukan positif dengan ukuran panjang dan lebar, lebih tinggi dari dasar laut rata-rata di sekitarnya. Contohnya Cembungan Hawaii, cembungan tersebut memiliki panjang 3.500 km dan lebar 1000 km.

Ambang Laut

Ambang laut adalah relief dasar laut berupa bukit dalam laut yang memisahkan dua buah pulau. Contohnya Ambang Laut Sulu, yang sebagian dikelilingi pulau-pulau dan laut dangkal di Sulawesi yang dipisahkan oleh ambang yang ada di Kepulauan Talaud.

Punggung Laut

Adalah rangkaian perbukitan di dalam laut dan kadang-kadang muncul di permukaan laut. Punggung laut terjadi karena tenaga endogen yang berupa proses tekanan vertical. Contohnya Punggung Laut Sibolga.
Bumi kita, termasuk dasar laut itu tidak datar. Relief dasar laut bervariasi mulai dari punggung laut hingga palung laut. Pembuatan gambar morfologi laut dan kedalaman laut dapat dilakukan dengan menggunakan alat getaran suara (gema) yang disebut echo sounding.

PELAJARI:  Etika Ekonomi dalam Produksi

Berdasarkan Kedalamannya

1. Zona Litoral (jalur pasang), zona ini merupakan tempat pasang dan surutnya permukaan air laut dan batas antara daratan dan lautan.

2. Zona Neritik, zona ini dibatasi antara tempat pasang surut sampai continental shelf dengan kedalaman, 50-200 m dari permukaan laut. Zone ini penting artinya bagi hewan laut karena sinar matahari mampu menembus perairan, karena itu itu nelayan banyak menangkap ikan di zona ini.

3. Zona Batial, merupakan zona laut yang dalamnya antara 200 – 2000 m. Sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini. Pada zona ini tumbuhan sangat terbatas walaupun binatang laut masih ada.

4. Zona Abysal, zona ini merupakan zona laut dalam dengan morfologi dasar laut landai sampai datar, meskipun terdapat cekungan yang memanjang yang disebut palung laut. Zona ini sering disebut sebagai lantai benua.