ASTALOG.COM – Dikutip dari Wikipedia, Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang dimaksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal maupun vertikal yang menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah.
Jenis Tektonisme.
Ada dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa.
1. Gerak Epirogenesa
Gerak epirogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat, berlangsung sangat lama serta meliputi wilayah yang sangat luas. Ada dua macam gerak epirogenetik, yaitu:
– Gerak epirogenetik positif.
Gerak epirogenetik positif adalah gerak turunnya daratan sehingga seolah – olah permukaan air naik. Hal ini dapat ditemukan di pantai, atau di sungai. Contoh:
a. Turunnya pulau – pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari pulau – pulau di barat daya Maluku sampai ke pulau Banda)
b. Turunnya muara sungai Hudson di Amerika yang dapat terlihat hingga kedalaman 1.700 meter.
c. Turunnya lembah sungai Kongo sampai 2.000 km di bawah permukaan laut.
– Gerak epirogenetik negatif.
Gerak epirogenetik negative adalah gerak naiknya daratan sehingga seolah – olah permukaan air mengalami penurunan. Contoh:
a. Naiknya pulau Timor dan Pulau Button.
b. Naiknya dataran tinggi Colorado di Amerika.
c. Naiknya pulau Simeulue di bagian utara saat gempa di Aceh 26 Desember 2004.
2. Gerak Orogenesa.
Gerak tektonik orogenesa adalah gerakan kulit bumi yang relatif cepat meliputi daerah yang sempit. Arah gerakan lapisan kulit bumi secara vertikal maupun horizontal. Arah gerakan inilah yang menyebabkan terjadinya pengangkatan dan penurunan permukaan bumi.
Proses orogenesa ini akan menghasilkan tekanan pada lapisan batuan, jika tenaga tersebut terjadi pada lapisan kulit bumi yang keras maka akan menyebabkan terjadinya patahan. Kekuatan tenaga endogen mampu menekan struktur batuan yang keras sehingga struktur batuan terpisah atau lepas. Hasil gerak orogenesis biasanya berupa pegunungan lipatan (contoh pegunungan Kendeng di pulau Jawa) dan pegunungan patahan seperti pegunungan selatan pulau Jawa dan pulau Nusa Kambangan. Keseluruhan proses pembentukan pegunungan disebut orogenesis.
Gerak orogenesa menyebabkan terjadinya patahan, lipatan, pelengkungan dan peretakan. Gerak orogenesis juga dapat menyebabkan depresi kontinental yaitu tanah turun sehingga permukaan bumi lebih rendah dari sekitarnya.
1. Patahan.
Patahan terjadi karena 2 hal, yaitu:
1) Tenaga endogen yang bergerak secara bersamaan baik horizontal maupun vertikal pada lapisan batuan yang keras dan melampaui elasitas batuan, sehingga kulit bumi menjadi patah atau retak.
2) Terdapat pengurangan isi lapisan dalamkerak bumi seperti akibat letusan vulkanisme.
Bidang tempat patah atau retaknya kulit bumi disebut bidang patahan. Bidang yang mengalami pergeseran disebut Sesar / Fault. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh.
2. Lipatan .
Lipatan adalah bentuk permukaan bumi yang bergelombang disebabkan oleh tenaga endogen yang arahnya mendatar (horizontal) pada lapisan kulit bumi yang elastis. Proses terjadinya lipatan:
Pada saat tenaga endogen bergerak secara mendatar pada lapisan kulit bumi yang elastis, lapisan batuan mendapat tekanan yang kuat dan mengakibatkan lapisan kulit bumi terangkat dan apabila tenaga endogen itu terus bekerja akan mengakibatkan lipatan miring. Hal ini mengakibatkan terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan lembah (sinklinal)daerah lipatan yang tinggi yang merupakan puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan sedangkan bagian yang rendah / lembah disebut sinklinal.
– Bentuk-bentuk lipatan:
a. Lipatan Normal
Lipatan normal terjadi jika dua tenaga penekanan mempunyai kekuatan yang sama dan saling berhadapan. Bentuk lipatan ini meiliki dua lapisan yang seimbang lerengnya.b. Lipatan Asimetris
Lipatan asimetris terjadi apabila salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain. Bentuk lipatan ini memiliki lereng yang curam.c. Lipatan Tumpang Tindih
Lipatan tumpang tindih terjadi jika salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain, sehingga terdapat lapiisan batuan yang menumpang pada batuan lainnya akibatnya terbentuk lapisan batuan yang hampir paralel.
3. Pelengkungan.
Lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapatkan tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah membentuk seperti mangkuk yang disebut basin.
4. Retakan.
Retakan terjadi karena adanya gaya regangan pada lapisan batuan sehingga menyebabkan batuan menjadi retak.