Tahapan Proses Perkembangan Tulang (Osifikasi)

ASTALOG.COM – Tulang kita ibarat sebuah bank. Sepanjang hidup, tubuh akan menyimpan dan mengeluarkan materi-materi penting di tulang. Jika tabungan kita cukup, maka tulang menjadi tebal dan kuat. Sebaliknya jika tabungan kita kecil/rendah, maka tulang menjadi tipis dan lemah.

Salah satu “mata uang” penting dalam bank tulang kita adalah kalsium. Kalsium merupakan zat penting di dalam tulang. Jika anda rajin mengkonsumsi kalsium saat tulang sedang tumbuh, maka kita dapat memaksimalkan puncak massa tulang. Namun sesungguhnya, kalsium bukan hanya berguna bagi kesehatan tulang saja, namun juga diperlukan untuk berbagai fungsi penting tubuh.Makanan merupakan sumber kalsium terbaik, bahan makanan tinggi kalsium antara lain : susu skim, susu fullcream, kuning telur, ikan teri, rebon, golongan kacang-kacangan (wien, kacang tolo, kedelai, kacang hijau), tempe, bayam, daun pepaya, selada air dan lain-lain.

 

Tulang mengalami perkembangan dan pertumbuhan sepanjang hidup kita, namun pada suatu titik, tulang juga akan mengalami penurunan kecepatan tumbuh.

PELAJARI:  Ciri-ciri Interaksi Disosiatif

Definisi Osifikasi

 

Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago) yang berkembang menjadi tulang keras.

Pertumbuhan Tulang

Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya bekerja secara bertolak belakang (osteoblas memicu pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses pembentukan tulang yang seimbang.

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.

Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

PELAJARI:  Tata Cara Pengambilan Keputusan dalam Musyawarah

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

PELAJARI:  3 Model Komunikasi

Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Jenis osifikasi:
a. Osifikasi endokondral : pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada tulang panjang
b. Osifikasi intramembranosus : pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang pipih pada tengkorak
c. Osifikasi heterotopik : pembentukan tulang di luar jaringan lunak