ASTALOG.COM – Artikel kali ini akan membahas mengenai penyakit menular seksual yaitu, herpes genitalis. Herpes genitalis merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha). Ada dua macam tipe HSV yaitu : HSV-1 dan HSV-2 dan keduanya dapat menyebabkan herpes genital. Infeksi HSV-2 sering ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan rekurensi dan ulserasi genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan tipe 2 mengenai daerah genital.
Penyebab Herpes Genitalis
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.
HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).
Kejadian penyakit ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara tuntas dan sering kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan persalinan. Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 dan tipe 2.
1. tipe 1 : keganasan rendah, menyerang terutama sekitar mulut
2. tipe 2 : ganas, menyerang alat kelamin
3. penyebab : virus Herpes Simpleks
4. perantara : manusia, bahan yang tercemar virus
5. tempat virus keluar : penis, vagina, anus, mulut
6. cara penularan : kontak langsung
7. tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
Pada wanita penyakit ini biasanya tanpa gejala, tapi dapat menularkan penyakit. Penularan hampir selalu terjadi melalui hubungan seksual. masa inkubasi 3-5 hari, kemudian pada daerah kemaluan timbul gerombolan vesikel, di atas kulit kemerahan dan dirasakan nyeri, bila pecah meninggalkan bekas. Sering disertai pembesaran kelenjar yang nyeri. Penyakit sembuh dalam 2-3 minggu. Penyakit sering kumat, timbul pada tempat yang sama dan biasanya lebih ringan dari gejala infeksi pertama.
Faktor yang mempengaruhi kekambuhan biasanya adalah kelelahan fisik dan stress mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan seksual yang berlebihan dengan banyak pasangan meningkatkan kemungkinan berhubungan dengan orang yang sudah kena. Komplikasi pada wanita hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau pada saat melahirkan, dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau cacad permanen. Di samping itu, dapat pula menyebabkan kanker serviks.
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.
Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.
Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.
Pencegahan Herpes Genitalis
1. Penggunaan Kondom Saat Melakukan Hubungan Seksual
Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual dapat menjadi pencegahan herpes genitalis yang paling sederhana dan mudah. Hal ini karena herpes genitalis ditularkan melalui alat kelamin.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan kondom secara konsisten memiliki risiko 30% lebih rendah tertular penyakit herpes genitalis dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Karena virus herpes simplex tipe 2 ini tidak dapat menembus kondom yang terbuat dari bahan lateks.
Namun, kondom tidak bisa 100% efektif dalam pencegahan herpes genitalis, karena kondom tidak menutupi semua daerah kulit individu yang terinfeksi dan individu yang tidak terinfeksi. Penelitian menemukan bahwa kulit di sekitar skrotum individu yang terinfeksi seperti kulit pada anus, bokong atau paha atas juga dapat menularkan penyakit herpes genitalis. Sedangkan kondom tidak menutupi daerah tersebut.
2. Gunakan Dental Dam
Selain menggunakan kondom, sebagai pencegahan terjadinya kontak kulit dengan penderita herpes genitalis, ada juga kondom dalam bentuk lain yang biasa disebut dental dam. Dental dam digunakan di mulut agar tidak terjadi kontak kulit antara penderita herpes genitalis ke mulut individu lain yang tidak terinfeksi.
3. Gunakan Obat Antivirus
Beberapa obat antivirus bisa menjadi pencegah herpes genitalis menulari seseorang. Penggunaan obat antivirus ini dibarengi dengan menggunakan kondom dan dental dam secara bersama-sama. Hal ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penularan virus herpes simplex tipe 2 dari satu individu yang terinfeksi penyakit herpes genitalis kepada individu lain yang tidak terinfeksi. Penggunaan kondom telah terbukti mengurangi risiko penularan sekitar 50%, namun hal ini ternyata lebih efektif dalam mencegah penularan penyakit herpes genitalis dari laki-laki kepada wanita, dibandingkan dari wanita kepada laki-laki.