ASTALOG.COM – Spermatozoa adalah sel seks pria atau gamet yang membuahi sel telur wanita atau ovum pada organisme yang bereproduksi secara seksual, termasuk semua hewan dan beberapa tanaman. Tidak seperti kebanyakan sel-sel yang membentuk organisme multiseluler, spermatozoa terdiri dari kepala dan setidaknya satu flagela atau ekor, yang memungkinkan mereka untuk bergerak secara independen. Kepala mengandung sedikit sitoplasma dibandingkan dengan sel lain dan membawa kromosom sangat padat dalam inti. Seperti semua sel-sel kelamin, sel sperma haploid, hanya mengandung setengah jumlah kromosom khas spesies.
Bagian-bagian Spermatozoa.
Spermatozoa dibagi menjadi 4 bagian. yaitu:
1. Kepala.
Pada bagian inilah tersimpan inti dari spermatozoa. Di dalam inti terdapat materi genetik yang tersusun dalam kromosom yang juga menentukan jenis kelamin anak. Materi genetik tersebut membawa sifat dari ayah yang meghasilkan spermatozoa.
Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma yang diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel ayah. Selubung tebal yang dimaksud adalah akrosom, fungsi dari akrosom adalah untuk melindungi, juga menghasilkan enzim.
Akrosom ini mengandung enzim pembuahan yaitu hialuronidase dan akrosin. Yang masing-masing enzim tersebut memiliki fungsi yang berbeda.
a. Hialuronidase merupakan enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada korona radiata ovum, sehingga spermatozoon dapat menembus dan membuahi ovum.
b. Sementara akrosin merupakan enzim protease yang dapat menghancurkan glikoprotein yang terdapat di zona pellusida ovum.
2. Leher.
Merupakan bagian yang menghubungkan bagian kepala dan bagian tengah.
3. Bagian Tengah.
Pada bagian ini tersimpan mitokondria yang merupakan struktur dari sebuah sel yang berfungsi menghasilkan energi untuk kelangsungan hidup dan gerak spermatozoa.
4. Bagian Ekor.
Merupakan alat gerak spermatozoa untuk menuju ovum. Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat Axial Filament pada bagian dalam,& membran plasma dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma Berupa flagella untuk pergerakan spermatozoon. Bagian ini mengandung sedikit sekali sitoplasma dan mengandung rangka poros yang disebut aksonema.
Dari keempat bagian tersebut, bagian kepala merupakan bagian yang paling penting karena menyimpan materi genetik yang nantinya akan bersatu dengan materi genetik yang terdapat dalam ovum sehingga terciptalah satu individu baru dengan genetik baru.
Akan tetapi, tanpa bagian-bagian lain, spermatozoa tidak dapat membuahi ovum yang terletak pada saluran reproduksi wanita bagian dalam sehingga kesempurnaan spematozoa merupakan kunci keberhasilan proses pembuahan (fertilisasi).
Nutrisi yang terkandung dalam sperma merupakan hasil sekresi kelenjar-kelenjar sistem reproduksi pria yang merupakan bahan energi untuk kelangsungan hidup serta gerak spermatozoa.
Untuk fertilisasi dan reproduksi terjadi, spermatozoa harus ditransfer dari jantan ke betina melalui vagina atau kloaka dimana glikoprotein pada permukaan sel menjaga spermatozoa dari diserang oleh sistem kekebalan tubuh betina. Perjalanan sperma melalui saluran reproduksi wanita, di mana salah satunya menembus lapisan pelindung terluar ovum. Spesies-reseptor spesifik pada permukaan dari kedua sel telur dan spermatozoa memastikan bahwa sel sperma dari satu spesies umumnya mampu membuahi ovum hanya dari spesies yang sama.
Dalam membran sel yang membungkus kepala, dan menutupi banyak daerah bawah, adalah lapisan dalam yang disebut akrosom, yang memainkan peran penting dalam pembuahan. Penetrasi ovum terjadi ketika akrosom yang menonjol keluar spermatozoon menembus melalui membran sel, bereaksi dengan serta seiring dengan melemahnya lapisan luar sel telur. Ketika reaksi akrosom ini berlangsung, kepala spermatozoa menyatu dengan membran sel ovum dan melepaskan isinya ke sel telur. Inti sperma dan ovum bersatu, sehingga zigot dari mana organisme baru dari spesies yang sama berkembang.
Apa itu Spermatogenesis?
Spermatogenesis adalah proses pembuatan sel sperma, atau perkembangan sel germinal imatur yang dikenal sebagai spermatogonium menjadi sel sperma matang yang disebut spermatozoa.
Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis.
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis.
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.