ASTALOG.COM – Braille adalah nama dari penemu sistem membaca dengan menggunakan huruf braille, yakni Louis Braille, lahir di Coupvray, 4 Januari 1809. Huruf Braille itu sendiri adalah sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta. Sistem penulisannya menggunakan titik-titik yang timbul yang mewakili karakter tertentu.
Sejarah Huruf Braille.
Huruf braille merupakan penyempurnaan dari huruf yang diciptakan oleh Kapten Charles Barbier. Huruf yang diciptakan oleh Barbier digunakan sebagai tulisan sandi yang terdiri atas titik dan garis- garis timbul pada peperangan Napoleon agar para prajuritnya bisa membaca perintah – perintah militer meskipun dalam kegelapan dengan menggunakan ujung jari sebagai peraba. Penemuan Barbier disebut dengan “Tulian malam” atau “Night Writing”. Sayangnya, ciptaan Barbier hanya bisa digunakan di lingkungan militer dan tidak cocok digunakan untuk keperluan membaca dan menulis biasa.
Pada tahun 1821, Barbier mengunjungi sekolah para penderita tuna netra dan bertemu dengan Braille. Inilah yang memberi petunjuk yang sangat berharga bagi Louis Braille ke arah apa yang sedang dicari-carinya. Setelah pertemuannya dengan Charles Barbier, Louis Braille selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk menciptakan sistem baru dengan membuat titik-titik dan garis-garis pada kartu-kartu, berusaha menciptakan tulisan yang cocok bagi tunanetra. Dia selalu mencobakan setiap perkembangan tulisannya itu kepada kawan-kawannya sesama tunanetra. Menyadari bahwa jari jari kawan-kawannya lebih peka terhadap titik daripada terhadap garis, maka dia memutuskan untuk hanya menggunakan titik-titik saja. Selain itu, dia mengurangi jumlah titiknya yang dari dua belas hanya menjadi enam saja.
Akhirnya, pada tahun 1834, ketika Louis Braille berusia awal 20-an, setelah bereksperimen dengan inovasinya itu selama lebih dari sepuluh tahun, sempurnalah sistem tulisan yang terdiri dari titik-titik timbul itu.
Ketika Louis Braille masih sedang menyederhanakan sistem tulisannya itu, dia diangkat sebagai guru di L’Institute Nationale des Jeunes Aveugles (Lembaga Nasional untuk Anak-anak Tunanetra) di Paris yang didirikan oleh Valentin Hauy pada tahun 1783. Dia segera menjadi guru yang sangat disukai. Dia dipercaya untuk mengajar sejarah, geografi, matematika, tata bahasa Perancis, dan musik. Ketika sistem tulisannya sudah cukup sempurna, dia mulai mencobakannya kepada murid-muridnya.
Sistematika Penggunaan Huruf Braille.
Sistem tulisan Braille mencapai taraf kesempurnaan pada tahun 1834. Huruf-huruf Braille menggunakan kerangka penulisan seperti kartu domino. Satuan dasar dari sistem tulisan ini disebut sel Braille, di mana tiap sel terdiri dari enam titik timbul, tiga baris dengan dua titik. Keenam titik tersebut dapat disusun sedemikian rupa hingga menciptakan 64 macam kombinasi. Huruf Braille dibaca dari kiri ke kanan dan dapat melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda musik, simbol matematika dan lainnya. Ukuran huruf Braille yang umum digunakan adalah dengan tinggi sepanjang 0.5 mm, serta spasi horizontal dan vertikal antar titik dalam sel sebesar 2.5 mm.
Hingga Louis Braille meninggal di usianya yang ke-43 tahun, pada tanggal 6 Januari 1852, tak ada satupun tanda jasa ataupun pengakuan resmi terhadap ciptaannya yang diterima. Baru beberapa bulan setelah wafatnya, ciptaan Louis Braille itu diakui secara resmi di L’Institute Nationale des Jeunes Aveugles, dan beberapa tahun kemudian dipergunakan di beberapa sekolah tunanetra di negara-negara lain. Baru menjelang akhir abad ke-19 sistem tulisan ini diterima secara universal dengan nama tulisan “Braille”. Saat inipun sudah banyak kemajuan teknologi yang turut bisa digunakan oleh para tuna netra, seperti, komputer, ponsel dan sebagainya.
Monumen Braille
Dan tahun 1827, buku yang menggunakan enam titik tersebut, yang kemudian disebut Braille, telah diterbitkan. Sekarang, para tuna netra bisa menggunakan metode tersebut. Sebuah monumen besar dibangun pada tahun 1867 untuk mengenang dan menghormati jasanya.
Masih unntuk mengenang jasanya yang tak terhingga itu, pada tahun 1956 The World Council for the Welfare of the Blind (Dewan Dunia untuk Kesejahteraan Tunanetra) menjadikan bekas rumah kediaman Louis Braille yang terletak di Coupvray, 40 km sebelah timur Paris, sebagai museum Louis Braille. Karena pada tahun 1984 WCWB melebur diri dengan International Federation of the Blind (Federasi Tunanetra Internasional) menjadi World Blind Union (Perhimpunan Tunanetra Dunia), maka sejak tahun itu pemeliharaan dan penngembangan museum ini menjadi tanggung jawab WBU.