ASTALOG.COM – Sebelum membahas lebih lanjut apa itu Afiksasi, kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan Afiks? Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru.
Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-}, {memper-i}, {ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal setelah digabung dengan satuan gramatik lain.
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks
Apa itu Afiksasi?
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Misalnya mengimbuhahkan ber- pada bentuk dasar komunikasi menjadi berkomunikasi, buat menjadi berbuat, tanggungjawab menjadi bertanggung jawab, bekas menjadi berbekas, sepeda motor menjadi bersepeda motor. Pengimbungan meN- pada bentuk dasar coba menjadi mencoba, adu menjadi mengadu, pertanggungjawabkan menjadi mempertanggungjawabkan.
Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut terjadi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi. Sistem aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.
Jenis – Jenis Afiks.
Seperti yang sudah disebutkan sekilas di atas bahwa afiks secara umum terdiri atas awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Berikut penjelasan serta contoh penggunaannya:
a. Prefiks (awalan).
Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Contoh prefiks atau awalan, yaitu di-, ter-, ke-, se-, meN-, peN-, pra-, a-, per-, ber-, dan sebagainya. Contoh:
ber – -berjalan, bermain
di- -ditulis, dibeli, dipukul
meN- -menulis, membaca, mempertahankan
ter- -terpilih, terbawa
b. Infiks (sisipan).
Proses pembentukan kata dengan menambah afik atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Afik-afik yang ditambahkan tersebut disebut infik atau sisipan. Proses pembentukan kata telinjuk, gemetar, dan gerigi, dilakukan dengan menambahkan infik di tengah bentuk dasarnya. Contoh:
-el, -geletar.
-em, -gemetar.
-er, – gerigi.
-in -kinerja.
c. Sufiks (akhiran).
Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks asli dalam bahasa Indonesia juga sangat terbatas. Masih banyak akhiran-akhiran asing lain yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu –isasi, -er, -is, dan sebagainya. Sehingga beberapa akhiran-akhiran asing tersebut disebut sufiks serapan dari bahasa lain. Contoh:
-an -makanan, mainan
-kan -ambilkan
-man, -wati _seniman, seniwati
d. Awalan dan akhiran (konfiks).
Konfiks ialah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna tertentu. Karena mendukung makna tertentu itulah maka konfiks tidak dianggap sebagai prefiks atau sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Konfiks disebut juga simulfiks karena konfiks itu merupakan merupakan gabungan afiks yang secara simultan mendukung makna tertentu. Contohnya:
ber – an -berdatangan, berhamburan
ke—an -keuangan, keahlian
per—an -perjuagan, pertemuan
se—nya -sebaik-baiknya, sebesar-besarnya
Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya, meN-, ber-ter-, -el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya.
2. Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah. Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain.
Jadi, Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi adalah salah satu dari 3 proses morpologik, yang terdiri atas afiksasi, Reduplikasi, dan Proses Pemajemukkan.