Sebutkan Apa-Apa Sajakah Faktor yang Mempengaruhi Banyak Sedikitnya Produktivitas Urine?

ASTALOG.COM – Apa yang mempengaruhi banyak seditnya produktivitas urine? Nah, artikel kali ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya produktivitas urine. urine (air seni) merupakan hasil proses penyaringan darah oleh ginjal dalam bentuk cairan seperti; air, garam mineral, pigmen empedu, urea, dan ureat.

Banyak sedikitnya urine yang dihasilkan dalam proses eksresi dipengaruhi oleh beberapa faktor -faktor yang memengaruhi jumlah urine sebagai berikut.

 

a. Hormon Antidiuretik (ADH)

 

Hormon ADH menjadi faktor internal utama yang berperan dalam menentukan jumlah pengeluaran urine yang dikeluarkan tubuh. Jika darah yang akan disaring banyak mengandung air, maka hormon ADH yang disekresekikan ke dalam ginjal semakin sedikit, penyerapan air akan sedikit pula. Akibatnya produksi urine yang terbentuk menjadi banyak dan cepat memenuhi kantong kemih.

b. Sarah Ginjal

Ransangan pada sarah ginjal akan mengakibatkan penyempitan duktus eferen sehinga aliran aliran darah ke glomerulus berkurang dan mengakibatkan proses filtrasi kurang efektif. Kondisi demikian mengakibatkan volume urine yang dihasilkan jumlahnya sedikit. Begitu juga sebaliknya.

PELAJARI:  Pengertian Pelestarian Sumber Daya Alam

c. Hormon Insulin

Penyakit kencing manis (diabetes) disebabkan oleh kekurangan hormon insulin dalam darah. Kadar hormon insulin yang rendah menyebabkan produksi urine meningkat sehingga penderita sering mengeluarkan urine.

d. Usia

Anak balita lebih sering mengeluarkan urine. Hal ini karena anak balita belum bisa mengendalikan rangsangan untuk mikturasi. Mikturasi adalah proses pengeluaran urine dari dalam tubuh. Jika di dalam kandung kemih tersimpan urine sekitar 200–300 ml, akan timbul refleks rasa ingin buang air kecil. Proses mikturasi ini dimulai dari ginjal–ureter–kandung kemih–uretra.

Selain itu, anak balita juga mengonsumsi lebih banyak makanan yang berwujud cairan sehingga urine yang dihasilkan lebih banyak. Sementara itu, pengeluaran urine pada lansia akan lebih sedikit. Hal ini karena setelah usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi akan menurun kira-kira 10% setiap tahun. Kondisi ini akan mengurangi kemampuan ginjal dalam memproses pengeluaran urine.

PELAJARI:  Begini Proses Terjadinya Pelangi

e. Kondisi Psikologis

Tekanan darah akan meningkat bila seorang sedang mengalami gejolak emosi yang tinggi. Hal ini menyebabkan darah lebih banyak untuk segera disaring. Begitu pula gangguan psikologis stress yang berpengaruh terhadap kontraksi dan tekanan pada katup kantung kemih. Ini akan mendorong orang untuk buang air kecil lebih sering.

f. Suhu Lingkungan

Saat cuaca dingin orang lebih sering untuk ingin mengeluarkan urine. Hal ini disebabkan oleh air yang terdapat dalam darah lebih banyak menuju ginjal sehingga produksi urine lebih banyak.

g. Konsumsi Garam

Orang yang banyak mengkonsumsi garam lebih banyak mengeluarkan urine dari tubuh. Kadar garam yang tinggi dalam darah menyebabkan ginjal memproduksi garam mineral yang lebih banyak sehingga produksi urine meningkat.

h. Gaya Hidup dan Aktivitas

Seseorang yang sering berolahraga urine yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat. Hal ini karena cairan tubuh lebih banyak digunakan untuk membentuk energi. Oleh karena itu, cairan yang dikeluarkan lebih banyak dalam bentuk keringat.

PELAJARI:  Alat Musik Tehyan

i. Jumlah Air yang Diminum

Orang yang banyak minum akan menyebabkan urine yang dikeluarkan lebih banyak dari dalam tubuh. Ini disebabkan oleh sedikitnya air yang meresap ke dalam darah sehingga lebih banyak diekskresikan melalui kantong kemih.

j. Konsumsi Alkohol dan Kafein

Salah satu kebiasaan yang salah dan dapat memperbanyak urine yang dikeluarkan tubuh adalah mengkonsumsi alkohol dan kafein. Bahan ini dapat menghambat pembentukan hormone ADH dalam tubuh.

k. Gejolak Emosi dan Stress

Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu , pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.