ASTALOG.COM – Kata virus berasal dari bahasa Latin “Virion” yang berarti “Racun“, yang pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris pada tahun 1392. Kemudian definisi “virus sebagai agen yang menyebabkan infeksi penyakit” pertama kali digunakan pada tahun 1728, sebelum akhirnya ditemukannya virus sendiri oleh Dimitri Iwanovsky pada tahun 1892.
Virus merupakan organisme parasit mikroskopik yang dapat menginfeksi sel organisme secara biologis. Sifat parasit virus disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Sebenarnya hingga saat ini, status virus sebagai makhluk hidup masih sering diperdebatkan karena sebenarnya virus tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini pula, maka virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), ataupun tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Struktur Anatomi Virus
- Virus adalah organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
- Genom virus dapat berupa DNA atau RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.
- Asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.
- Jumlah gen virus bervariasi dari 4 untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.
- Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Tergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
- Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Klasifikasi Virus
1. Berdasarkan Kandungan Asam Nukleatnya
- Ribovirus (virus RNA), yaitu virus yang asam nukleatnya berupa RNA. Contoh: togavirus (penyebab demam kuning dan ensefalitis), arenavirus (penyebab meningitis), picornavirus (penyebab polio), orthomyxovirus (penyebab influenza), paramyxovirus (penyebab pes pada ternak), rhabdovirus (penyebab rabies), hepatitisvirus (penyebab hepatitis pada manusia), dan retrovirus (penyebab AIDS).
- Deoksiribovirus (virus DNA), yaitu virus yang asam nukleatnya berupa DNA. Contoh: virus herpes (penyebab herpes), poxvirus (penyebab kanker seperti leukemia dan limfoma, ada pula yang menyebabkan AIDS), mozaikvirus (penyebab bercak-bercak pada daun tembakau), dan papovavirus (penyebab kutil pada manusia/papiloma).
2. Berdasarkan Bentuk Dasarnya
Virus Ikosahedral, yaitu virus yang berbentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi dengan sumbu rotasi ganda. Contoh: virus polio dan adenovirus.
Virus Helikal, yaitu virus yang berbentuk menyerupai batang panjang, nukleokapsidnya tidak kaku, berbentuk heliks, dan memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer. Contoh: virus influenza dan TMV.
- Virus Kompleks, yaitu virus yang strukturnya sangat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh: poxvirus (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukleat.
3. Berdasarkan Keberadaan Selubung yang Melapisi Nukleokapsid
- Virus Berselubung, yaitu virus yang mempunyai selubung yang tersusun dari lipoprotein atau glikoprotein. Contoh: poxvirus, herpesvirus, orthomyxovirus, paramyxovirus, rhabdovirus, togavirus, dan retrovirus.
- Virus Telanjang, yaitu virus yang nukleokapsid-nya tidak diselubungi oleh lapisan yang lain. Contoh: Adenoviruses, Papovaviruses, Picornaviruses, dan Reoviruses.
4. Berdasarkan Jumlah Kapsomernya
- Virus dengan 252 kapsomer, contoh: adenovirus.
- Virus dengan 162 kapsomer, contoh: herpesvirus.
- Virus dengan 72 kapsomer, contoh: papovavirus.
- Virus dengan 60 kapsomer, contoh: picornavirus.
- Virus dengan 32 kapsomer, contoh: parvovirus.
5. Berdasarkan Sel Inangnya
- Virus yang menyerang manusia, contoh: HIV.
- Virus yang menyerang hewan, contoh: Rabies.
- Virus yang menyerang tumbuhan, contoh: TMV.
- Virus yang menyerang bakteri, contoh: Virus T.