Memahami Perbedaan Gender Dalam Masyarakat

ASTALOG.COM – Ketika usia kandungan memasuki 4 hingga 5 bulan, kita sudah dapat mengetahui jenis kelamin biologis bayi dengan mengandalkan bantuan medis. Dan berbicara tentang gender, hanya ada dua jenis kelamin di dunia ini, yaitu perempuan dan laki-laki.

Di Indonesia, jika melihat data sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010, sebanyak 119.630.913 jiwa dikatakan berjenis kelamin laki-laki, dan mereka yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 118.010413 penduduk. Faktanya, jumlah tersebut terus meningkat setiap tahunnya, yang kemudian kependudukan di Indonesia akan semakin pesat seiring berjalannya waktu.

 

Dikatakan bahwa persentase pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya sebesar 1.49%. Ini tergolong cukup besar dan tentunya akan menjadi masalah di kemudian hari. Maka dari itu pemerintah mencoba melakukan usaha dan upaya yang tepat untuk mengurangi jumlah pertumbuhan penduduk.

Sudah menjadi sesuatu yang umum, bahwa terkadang orang memperlakukan orang lain dengan cara yang berbeda, tergantung dari jenis kelamin mereka. Contoh kecil yaitu saat beberapa siswa melakukan piket di sekolah, mereka yang perempuan bertugas menyapu dan mengepel, sedangkan para laki-laki melakukan tugas yang lebih memerlukan tenaga fisik seperti mengangkat meja. Selain itu, perempuan selalu diandalkan ketika memilih sekretaris atau bendahara kelas. Keadaan seperti inilah yang kita sebut dengan gender. Sikap tersebut merupakan suatu perilaku atau sikap yang timbul akibat adanya perbedaan jenis kelamin, serta pandangan dan opini dalam masyarakat yang selalu membagi tugas sesuai dengan jenis kelamin.

PELAJARI:  Faktor Internal yang Mendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
 

Pelabelan seperti itu juga telah terjadi dan menjadi budaya yang telah tertanam dalam sejak lama. Umumnya, pelabelan tersebut dilakukan sebagai alasan guna mendukung dan membenarkan suatu tindakan dari satu kelompok terhadap kelompok lainnya, yang kemudian mereka yang dirugikan akan merasa tidak rugi sebab mereka menganggap hal tersebut layak dan benar. Kasus seperti ini yang menunjukkan adanya hubungan kekuasaan yang hingga saat ini belum seimbang.

Memang keberagaman sering dianggap sebagai suatu kekayaan dan keindahan bangsa, namun ini bisa menjadi suatu tantangan dan ancaman bagi bangsa, terutama bila tidak disikapi dengan tepat. Akibat pendapat serta pandangan yang hadir dalam masyarakat, muncullah perbedaan gender antar-masyarakat. Dalam beberapa suku bangsa, tidak jarang Anda menemui aturan dimana anak harus mengikuti nama marga ibu ataukah nama marga bapak.

PELAJARI:  Pulau dengan Jumlah Provinsi Terbanyak di Indonesia

Namun hadirnya perbedaan gender, dapat membantu untuk menyadarkan kembali segala bentuk pembagian peran dan status sosial. Secara sederhana, pembedaan peran tersebut memiliki sifat dan fungsi sebagai berikut:

– Perbedaan biologis seperti misalnya cirri primer, feminism dan maskulin.
– Konstruksi peran dan status sosial dalam masyarakat atau yang bisa disebut dengan stereotype.
– Konstruksi keyakinan terhadap agama.

Adanya anggapan yang menyatakan bahwa perempuan secara naluriah bersifat lebih feminin, dan laki-laki memiliki sifat maskulin. Pada kenyataannya, ini bukanlah hal yang mutlak, karena semua anggapan yang dibentuk oleh masyarakat bisa saja berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Untuk lebih memahami pembahasan mengenai konsep gender, terdapat beberapa hal yang perlu untuk Anda pahami. Terjadinya diskriminasi terhadap gender yang akhirnya berujung pada ketidakadilan;

PELAJARI:  Nilai Sosial dan Fungsinya

Diskriminasi terhadap gender dapat timbul akibat keyakinan dan adanya pembenaran sejak dulu yang telah ditanamkan dalam sejarah perkembangan manusia dengan berbagai macam bentuk yang tentunya tidak hanya menargetkan perempuan saja, tetapi juga terjadi dan menimpa kaum laki-laki. Meskipun kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan tersebut lebih banyak terjadi pada perempuan, namun hal itu secara tidak langsung juga berpengaruh kepada laki-laki. Beberapa bentuk ketidakadilan tersebut antara lain:

Marginalisasi atau peminggiran.
Perbedaan gender menimbulkan suatu anggapan bahwa jenis kelamin yang satu memiliki peran yang lebih penting, jika dibandingkan gender lainnya.

Stereotype.
Stereotype ini merupakan suatu label atau hal yang menjadi penandaan dan kebanyakan dianggap sebagai sesuatu yang negatif.

Kekerasan.
Laki-laki adalah gender yang selalu dikaitkan dengan kekerasan, mengingat kaum perempuan dianggap memiliki sifat yang lebih feminin.

Beban kerja.
Mengenai beban kerja, disbanding dengan laki-laki, pekerjaan wanita terkadang hanya dianggap sebagai tambahan penghasilan, yang kemudian menyebabkan wanita hanya diberikan pekerjaan yang kurang menantang dengan gaji yang tidak begitu memuaskan.