ASTALOG.COM – Hidronefrosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada salah satu atau kedua ginjal akibat terkumpulnya urin di dalam ginjal. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai keadaan yang menyebabkan tersumbatnya lokasi-lokasi di sepanjang saluran kemih atau terganggunya fungsi kandung kemih, yang menyebabkan terjadinya aliran balik ke dalam ginjal.
Kondisi-kondisi ini dapat termasuk hipertrofi prostat jinak dan kanker prostat pada pria, kehamilan, kanker kandung kemih, kanker serviks dan batu ginjal. Hidronefrosis dapat juga dutemukan pada bayi-bayi belum lahir sewaktu pemeriksaan ultrasonografi rutin akibat keterbelakangan perkembangan saluran kemih.
Ketika hal ini terjadi, hal ini dikenal sebagai hidronefrosis antenatal. Hidronefrosis dapat diklasifikasikan sebagai akut atau kronis, tergantung dari seberapa cepat penyumbatan terjadi. Pada hidronefrosis akut hal ini disebabkan oleh kondisi, seperti batu ginjal, gejala timbul secara mendadak dalam beberapa jam dan ditandai dengan nyeri berat pada punggung yang dapat menyebar ke daerah lipat paha.
Kondisi ini biasanya disertai dengan demam, mual dan diare. Hidronefrosis kronis biasanya berkembang secara bertahap dalam beberapa minggu atau bulan dan penderita secara umum tidak menunjukkan gejala apapun pada stadium dini.
Hidronefrosis merupakan kondisi berbahaya yang memerlukan penanganan medis segera karena hal ini dapat menyebabkan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa, seperti gagal ginjal. Penanganan biasanya ditujukan untuk mengatasi kondisi penyebab yang mendasari. Di sisi lain, kebanyakan kasus hidronefrosis antenatal tidak memerlukan penanganan karena kebanyakan menghilang sebelum persalinan meskipun sesudahnya pelvis renalis dan ureter mungkin tetap agak melebar.
Penyebab Hidronefrosis.
Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureter dan pelvis renalis):
* Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi
* Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
* Batu di dalam pelvis renalis
* Penekanan pada ureter oleh:
– jaringan fibrosa
– arteri atau vena yang letaknya abnormal
– tumor.
Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan di bawah sambungan ureteropelvik atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih:
* Batu di dalam ureter
* Tumor di dalam atau di dekat ureter
* Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau pembedahan
* Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
* Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
* Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
* Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya
* Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat pembesaran prostat, peradangan, atau kanker
* Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera
* Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi ureter.
Gejala Hidronefrosis.
Gejala yang dapat ditemukan apabila terkena penyakit hidronefrosis adalah:
* Nyeri pada perut hingga ke genitalia karena terjadi distensi atau pelebaran dari saluran kemih. Nyeri dapat muncul setiap saat maupun hanya saat buang air kecil (BAK).
* Tidak dapat kencing.
* Kencing menjadi sering terutama disadari terjadi di malam hari sehingga tidur juga ikut menjadi terganggu dan sulit tidur.
* BAK menjadi lebih sering, urin tetap menetes – netes setelah selesai BAK, pancaran urin saat BAK yang melemah, rasa tidak lampias/lega setelah BAK atau perlu menunggu sebentar sebelum mulai BAK. Keluhan ini terutama dirasakan pada pembesaran dari prostat.
* Infeksi saluran kemih berulang hingga kadang bersifat kronik.
Pengobatan.
Pada hidronefrosis akut:
– Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit).
– Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.
Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan kembali.
Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa. Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan untuk melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.
Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi:
– Terapi hormonal untuk kanker prostat,
– Pembedahan, dan
– Melebarkan uretra dengan dilator.