Teknik Seni Ukir Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua

Seni ukir tradisional memiliki beragam corak khas yang serupa satu sama lain. Teknik ukir dari Pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi atau Papua jika diperhatikan seksama mempunyai beberapa kesamaan, salah satunya pada teknik Pengerjaannya.

 

Seni ukir dapat dibuat dengan beragam teknik pengerjaan, yaitu sebagai berikut :

  1. Pilin bersambung adalah teknik yang menggunakan pilin yang disusun berurutan dengan arah bolak-balik.
  2. Simetri adalah bidang datar yang akan dihias dengan membagi dua bagian yang sama (dibagi menjadi dua bagian), kemudian bidang tersebut diisi dengan pola ukir yang sama (kiri-kanannya).
  3. Roset. Teknik ukir dengan cara ceplok tepat di tengah lingkaran. Teknik roset bisa dipakai pada bidang segi empat, ceplok ditempatkan di tengah-tengah segi empat tersebut, kemudian di dalamnya diisi pola hias.
  4. Medalion adalah teknik ukir dengan menempatkan ceplok secara bebas atau tidak pada tengah lingkaran.
PELAJARI:  Sebutkan 5 Fungsi Kulit?

Demikianlah seni ukir klasik Indonesia dan sekilas tenang teknis membuatnya. Sebagai kekayaan warisan leluhur, tentu saja siapapun akan berharap bahwa tata nilai dan model ragam hiasnya tetap dipertahankan sesuai dengan ciri khas dari daerah masing-masing.

 

Kekhasan dari masing-masing daerah ini akan menjadi kekayaan seni ukir tradisional yang tidak ada bandingnya. Tinggal bagaimana melestarikan ukiran klasik Indonesia tersebut agar jangan sampai punah.

Ada baiknya bila para seniman modern terutama seniman ukir, tetap menjadikan ragam hias klasik seni ukir Indonesia ini sebagai salah satu bentuknya, sehingga selain menghasilkan karya yang unik juga merupakan langkah dalam kaitannya dengan melestarikan seni budaya tradisional Indonesia.

PELAJARI:  Cara Menghindari Melakukan Pelanggaran Terhadap Hak Orang Lain dan Pengingkaran Terhadap Kewajiban

Dengan cara demikianlah maka seni ukir klasik Indonesia yang mungkin tak akan ditemui di tempat lain, akan tetap terpelihara keberaadannya. Tanpa upaya yang serius, tentu pada akhirnya kita akan kehilangan salah satu aset budaya tersebut.