Apa Keutamaan Lailatul Qadar

ASTALOG.COM – Setiap memasuki bulan ramadhan, Anda pasti sering mendengar pembahasan mengenai malam lailatu qadar atau yang bisa diumpamakan sebagai malam terbaik dari malam-malam lainnya. Yah, malam lailatul qadar adalah malam yang tidak sembarang orang bisa merasakannya.

Pengertian Lailatul Qadar
Menurut beberapa sumber referensi terpercaya, malam lailatul Qadar yaitu memiliki makna malam ketetapan (dalam bahasa arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ ). Lailatul Qadar atau Lailatul Qad’r merupakan salah satu malam penting yang terjadi di sebuah malam pada bulan Ramadhan.

 

Ciri Malam Lailatul Qadar
Ada beberapa tanda atau ciri yang bisa Anda kenali sebagai malam lailatul Qadar, yaitu

1. Udara dan suasana pagi tampak begitu tenang dan damai. Dikisahkan oleh Ibnu Abbas radliyallahu’anhu. Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”
2. Cahaya matahari bersinar cerah tapi terasa melemah dan tidak terlalu berasa panas pada keesokan harinya.
3. Malam yang terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang.
4. Mereka yang pada malam tersebut beribadah maka ibadahnya akan semakin terasa lezatnya, mendapatkan ketenangan hati serta kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya dan mendapatkan kesan yang berbeda tidak seperti malam-malam lainnya.

 

Keutamaan Malam Lailatul Qadar
1- Lailatul Qadar Adalah Waktu Diturunkannya Alqur’an
Seperti yang dikatakan oleh Abdullah Bin Abbas, “Allah menurunkan Alqur’an sekaligus secara utuh dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Alqur’an diturunkan Allah secara terpisah pada Rasulullah selama 23 tahun sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi.” (Tafsir Ibnu Katsir)

PELAJARI:  Sebutkan 2 Hikmah Qurban

2- Lailatul Qadar Lebih Utama Dari 1000 Bulan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Lailatul Qadar itu lebih utama dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3).
Seperti yang dikatakan oleh An Nakho’i “Amalan di malam lailatul qadar lebih utama daripada amalan di 1000 bulan.” Kemudian Imam Qotadah, Imam Mujahid beserta ulama lainnya menyepakati bahwa yang dimaksud lebih baik daripada seribu bulan yang disebutkan oleh An Nakho’i adalah solat beserta amala-amalan lainnya yang dilakukan pada malam Lailatul Qodar memiliki keutamaan atau lebih utama daripada shalat, puasa atau amalan laainnya yang dilakukan di malam-malam 1000 bulan lainya yang bukan malam atau tidak terdapat Lailatul Qadar. (Zaadul Masir).

3- Lailatul Qadar Adalah Malam Penuh Keberkahan
Allah SWT berfirman,

إ ِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Yang artinya “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3).

Oleh sebagian besar ulama disepakati yang dimaksud malam penuh berkah ini ialah malam “Lailatul Qadar” hal ini sudah menunjukkan betapa malam tersebut dipenuhi dengan keistimewaan.

4- Di Malam Lailatul Qadar Malaikat dan Juga Ar Ruuh -Malaikat Jibril- Akan Turun
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman,

PELAJARI:  Akhlakul Karimah Adalah

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4).

Apa yang telah difirmankan Allah ini mengartikan betapa istimewanya malam Lailatul Qadar, dimana pada malam tersebut akan ada banyak malaikat yang turun ke Bumi karena banyaknya keberkahan dan raahmat yang diturunkan pada malam yang hanya datang satu kali dalam setahun.

Sepertihalnya saat maikan turun begitu ada seseorang yang membcakan ayat0ayat Alqura, mengitari mereka yang melafatkat kalimat dzikir, serta meletakkan sayap-sayapnya pada mereka yang mencari atau menuntut ilmu, lantarann mereka oleh para malait sangat digungkan (Tafsir Ibnu Katsir).

5- Lailatul Qadar Disifati Dengan ‘Salaam’

Apa yang dimaksud ‘Salam’ seperti yang dijelaskan dalam Ayat ialah,

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

“Malam itu (Lailatul Qadar) penuh kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5)

Seperti dijelaskan Mujahid (Tafsir Ibnu Katsir) dimana dikatakan pada malam tersebut setan tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak dapat menggangu yang lainnya. Kata ‘Salam’ juga dapat diartikan malam keselamatan, sebab dimalam tersebut banyak orang selamat dari hukuman dan siksa lantaran mereka melakukan perbuatan kebaikan karena Allah.

6- Lailatul Qadar Adalah Malam Dicatatnya Takdir Tahunan
Allah Ta’ala berfirman,

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Di malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4).

PELAJARI:  Dalil Naqlil yang Menjelaskan Tentang Larangan Menghina

Seperti diriwayatkan dari Abdullah Bin Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhohak dan ulama lainnya, dalam kitab tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan yang dimaksud takdir tahunan ialah pada malam Lailatul Qodar penulisan takdir di lauhul mahfudh akan dirinci, serta akan dicatat mengenai ketentua rizqi dan ajal seseorang.

Akan tetapi perlu dicatat sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah- dalam Syarh Shahih Muslim dijelaskan bahwa catatan takdir tahunan tersebut sebelumnya sudah didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Nantinya takdir ini akan diperlihatkan kepada malaikat agar diketahui oleh malaikat. Sehingga malaikat bisa menjalankan tugasnya seperti yang sudah diperintahkan oleh Allah kepada mereka.

7- Allah Akan Mengampuni Dosa Setiap Orang Yang Menghidupkan “Malam Lailatul Qadar”

Disampaikan oleh Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat di malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhori)

Dijelaskan oleh Alhafidz Ibnu Hajar Al Asqolani, yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) ialah membenarkan janji Allah yakni memberikan pahala bagi mereka (orang yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan beribadah). Sedangkan yang dimaksud ‘ihtisaaban’ memiliki makna mengharap pahala (dari sisi Allah) atau melakukan ibadah karena mengharapkan mendapat pahala dari Allah dan tidak mengharapkan dari yang lainnya, (Fathul Bari).