ASTALOG.COM – Fauna yang berasal dari kata bahasa latin yang artinya “dunia hewan” merupakan khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu. Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara terbesar yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna. Satwa Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis.
Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh adanya Garis Wallace, yang membagi wilayah Indonesia menjadi 2 area, yaitu:
- zona zoogeografi Asia, yaitu zona yang dipengaruhi oleh fauna Asia
- zona zoogeografi Australasia, yaitu zona yang dipengaruhi oleh fauna Australia
Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang.
Asal Mula Fauna di Indonesia
Asal mula fauna Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia. Perlu diketahui bahwa pada zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua Australia.
Pada saat itu, Benua Australia membentuk super benua yang dinamakan super benua selatan Gondwana. Super benua ini mulai terpecah 140 juta tahun yang lalu, dan daerah New Guinea (yang dikenal sebagai Sahul) bergerak menuju khatulistiwa.
Akibatnya, hewan di New Guinea berpindah ke benua Australia dan demikian pula sebaliknya, menimbulkan berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area hidup dalam ekosistem. Aktivitas ini terus berlanjut sampai 2 daerah ini benar-benar terpisah.
Di lain pihak, pengaruh benua Asia merupakan akibat dari reformasi super benua Laurasia, yang timbul setelah pecahnya Rodinia sekitar 1 miliar tahun yang lalu. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, super benua Laurasia benar-benar terpisah, membentuk Laurentia (sekarang Amerika) dan Eurasia.
Pada saat itu, sebagian wilayah Indonesia masih belum terpisah dari super benua Eurasia. Akibatnya, hewan-hewan dari Eurasia dapat saling berpindah dalam wilayah kepulauan Indonesia, dan dalam ekosistem yang berbeda, terbentuklah spesies-spesies baru.
Selain itu, hewan-hewan di daerah paparan Sunda, yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya, memiliki karakteristik yang menyerupai fauna di Asia. Selama zaman es, setelah Laurasia terpecah, daratan benua Asia terhubung dengan kepulauan Indonesia. Selain itu, kedalaman laut yang relatif dangkal memungkinkan hewan-hewan untuk bermigrasi ke paparan Sunda.
Spesies-spesies besar seperti harimau, badak, orangutan, gajah, dan leopard ada di daerah ini, walaupun sebagian hewan ini sekarang dikategorikan terancam punah. Selat Makassar, yaitu laut antara Kalimantan dan Sulawesi, serta selat Lombok, yaitu laut antara Bali dan Lombok, yang menjadi pemisah dari Garis Wallace, menandakan akhir dari daerah paparan Sunda.
Tentang Garis Wallace
Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis Wallace, yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke dalam 2 daerah, yaitu daerah zoogeografis Asia dan daerah zoogeografis Australasia (Wallacea).
Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, di antara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes), dan di antara Bali dan Lombok. Walaupun jarak antara Bali dan Lombok relatif pendek, sekitar 35 kilometer, distribusi fauna di sini sangat dipengaruhi oleh garis ini. Sebagai contoh, sekelompok burung tidak akan mau menyeberang laut terbuka walaupun jaraknya pendek.
Jenis Fauna di Wilayah Garis Wallace
Wallace merupakan daerah transisi biogeografis antara paparan Sunda ke arah barat, dan daerah Australasian ke arah timur. Daerah ini meliputi sekitar 338.494 km² area daratan, terbagi ke dalam banyak pulau kecil. Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan sebagian Nusa Tenggara merupakan bagian dari daerah ini. Karena faktor geografinya, daerah ini terdiri dari banyak jenis hewan endemik dan spesies fauna yang unik.
Adapun jenis fauna yang terdapat di wilayah Garis Wallace antara lain:
- Mamalia: terdapat sekitar 223 spesies asli mamalia, dimana 126 diantaranya merupakan hewan endemik dan Sulawesi merupakan pulau terbesar dengan mamalia endemik terbanyak, seperti: anoa, babi rusa, kera, dan tarsius.
- Burung: terdapat sekitar 700 jenis burung, dan 11% diantaranya merupakan hewan endemik, seperti: Serindit Sangihe, Seriwang Sangihe, Gagak Banggai, Punggok Togian, Gosong Sula, Kepudang-sungu Sula, Raja-perling Sula, Anis Sulawesi, Sikatan Matinan, Julang Sulawesi, dan Kangkareng Sulawesi.
- Reptil dan Amfibi: terdapat sekitar 222 spesies, dan 99 diantaranya merupakan hewan endemik, seperti: buaya indo-pasifik dan komodo.
- Ikan: terdapat sekitar 310 spesies, dan 75 diantaranya merupakan ikan endemik.