“Masa hari gini masih jalan kaki? Pantesan aja betis kamu gede”
“Biar hemat, lagian kan jalan kaki bikin kita sehat”
“Hemat? Kamu nggak punya uang ya buat bayar ongkos angkutan umum? Kasihan sekali”
“Iya. Sekali-kali kamu juga harus nyoba jalan kaki biar sehat”
“Jalan kaki?? Malu-maluin aja. Punya mobil kok mesti jalan kaki. Gengsi dong sama anak-anak lain”
Begitulah sekilas dialog yang sering terdengar di antara para remaja saat ini. Sebuah virus bernamakan gengsi telah merusak sistem di dalam benak mereka, sehingga para remaja tersebut tak lagi mampu berpikir secara logis.
Seringkali rasa gengsi muncul disaat keadaan membuatnya malu, hingga akhirnya ia pun memaksakan diri untuk terlihat hebat di depan orang guna menutupi rasa malunya. Padahal bila dipikir ulang, mengagungkan rasa gengsi justru merugikan diri sendiri. Misalnya saja di lingkungan pertemanan.
Seorang gadis ingin menjadi relawan bagi anak jalanan, tetapi karena hasutan temannya yang mengatakan bahwa berteman dengan anak jalanan itu memalukan, ia pun mengurungkan niatnya.
Padahal bila ia mengikuti suara hati, tanpa perlu memperdulikan perkataan temannya yang mengagungkan gengsi tersebut, ia telah berhasil melakukan sesuatu positif bagi orang disekitarnya.
Diluar hal itu, ada satu penyakit gengsi yang positif, yaitu mereka yang gengsi jika ketinggalan pelajaran bahkan tinggal kelas. Rasa gengsi seperti ini termasuk gengsi positif karena berdampak bagi semangat seseorang untuk mengejar keberhasilan.
Sayangnya, kebanyakan gengsi yang ditemukan di kalangan remaja ialah gengsi negatif. Seorang remaja pasti akan memiliki hidup yang lebih baik apabila terhindar dari gengsi, karena pada dasarnya rasa gengsi itu bisa dihilangkan.
Berikut beberapa tips untuk menghilangkan rasa gengsi:
Bersyukur
Apapun yang ada padamu saat ini, itu semua adalah pemberian Tuhan. Karena itu, bersyukurlah untuk apapun yang kamu miliki. Jika hari ini kamu tidak memiliki uang untuk makan di Pizza Hut, Mc Donald, dan sebagainya, lihatlah mereka yang harus berpanas-panasan menjual koran agar bisa membeli beras.
Jika hari ini kamu tidak memiliki gadget, lihatlah mereka yang tidak pernah mengenal teknologi dan hanya bisa menumpang di warung kopi untuk menonton tayangan televisi. Karena itu, bersyukurlah untuk apapun yang kamu miliki saat ini.
Akui Kelemahan
Tidak ada satu pun manusia yang sempurna. Setiap manusia hadir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karena itu, jangan pernah malu untuk mengakui kekurangan diri apalagi menyangkalnya. Hal itu hanya akan membuatmu tidak nyaman. Berdirilah dengan apa adanya dirimu.
Tolong, Maaf, Terimakasih.
Ucapkanlah selalu kata “Tolong, Maaf, dan Terimakasih dalam setiap aktivitasmu. Jangan sungkan untuk meminta pertolongan, karena kamu adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Jangan malas mengucapkan kata “Maaf” ketika melakukan kesalahan, agar ketika orang lain berbuat salah padamu, mereka juga akan meminta maaf sehingga hubungan yang terjalin akan baik-baik saja.
Terakhir, jangan lupa untuk mengucapkan “Terimakasih” setelah menerima pertolongan dari orang lain, baik itu moril maupun materiil. Dengan mengucapkan terimakasih, kamu telah berhasil mengurangi rasa gengsimu.
Jadilah Unik
Di tengah banyaknya remaja yang mengagungkan gengsi atas hal-hal yang dianggap rendah, ternyata masih banyak juga remaja yang unik dan berpendirian teguh. Mereka tidak malu dengan keunikan ataupun kelangkaan sikap yang dimiliki.
Seorang anak yang gemar membaca buku tidak malu dipanggil kutu buku. Justru ia bangga karena panggilan kutu buku lekat dengan kecerdasan.
Seorang anak yang gemar berjalan kaki ke sekolah tidak malu dipanggil si betis besar. Justru ia kasihan terhadap mereka yang memanggilnya seperti itu, karena ia beranggapan bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk berjalan kaki.
***
Keempat cara ini dapat menghilangkan rasa gengsimu jika dikerjakan dengan sepenuh hati. Namun semua kembali pada keputusan masing-masing, apakah ingin meruntuhkan gengsi atau malah mempertahankannya.