3 Pertemuan Lempeng Litosfer

ASTALOG.COM – Litosfer yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu Lithos yang berarti “berbatu”, dan Sphere yang berarti “padat” merupakan suatu lapisan kulit terluar dari suatu planet berbatu. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).

Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan, yaitu litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental.

 

Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Terdapat 2 tipe litosfer, yaitu:

  • Litosfer samudera, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samudera
  • Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
PELAJARI:  Istilah Develop Country Merupakan Sebutan untuk Negara?

Material Pembentuk Litosfer

Litosfer tersusun atas 3 macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Adapun material batuan penyusun litosfer, yaitu:

 

1. Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak Bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. Batuan beku dibagi lagi menjadi 3 macam, yaitu:

  1. Batuan Beku Dalam. Batuan ini terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh: granit, diorit, dan gabbro.
  2. Batuan Beku Gang/Korok (hypabisal). Batuan ini terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
  3. Batuan Beku Luar (vulkanik). Batuan ini terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi. Contoh: basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).
PELAJARI:  Karakteristik Masyarakat Madani

2. Batuan Sedimen

Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian-bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan sedimen dapat dibagi lagi menjadi:

  1. Batuan sedimen berdasarkan proses pembentukannya:
    1. Batuan Sedimen Klastik
    2. Batuan Sedimen Kimiawi
    3. Batuan Sedimen Organik
  2. Batuan sedimen berdasarkan tenaga yang mengangkutnya:
    1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
    2. Batuan Sedimen Glasial
    3. Batuan Sedimen Aquatis
    4. Batuan Sedimen Marine

3. Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.

Pertemuan Lempeng Litosfer

Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini terdiri dari 6 lempeng besar, yaitu: lempeng Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia. Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi atau pertemuan antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat berbentuk:

  1. Divergen, yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan mengakibatkan material dari selubung naik membentuk lantai samudra baru dan membentuk jalur magmatik atau gunung api.
  2. Konvergen, yaitu lempeng-lempeng saling mendekati dan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam (menyusup) ke bawah yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Di belakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia adalah pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia yang menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
  3. Transform, yaitu lempeng-lempeng yang saling bergesekan tanpa membentuk atau merusak litosfer. Hai ini dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.