Cabang-cabang Ilmu Prasejarah
Zaman pra-aksara/prasejarah adalah suatu zaman atau masa kehidupan manusiasebelum mengenal tulisan atau masa sebelum ada tulisan. Zaman prasejarah disebut juga ”zaman nirlekha” (nir = tidak ada, lekha = tulisan/aksara).
Untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah di Indonesia, diperlukan bantuan beberapa cabang ilmu pengetahuan, antara lain:
1. Paleontologi.
Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleon yang berarti tua atau yang berkaitan dengan masa lalu ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau pembelajaran, atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga paleobiologi ( paleon = tua, bios = hidup, logos = ilmu ) jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil. paleontologi merupakan salah satu cabang dari Biologi. Sebagai informasi tambahan, fosil adalah jasad binatang atau tumbuhan atau manusia secara utuh atau bagiannya yang karena proses geologi (tertimbun tanah lalu terjadi pergantian kristal atau mineral) berubah menjadi batu dengan meninggalkan jejak bentuk fisik jasad tersebut.
Kegunaan Paleontologi :
– Menentukan umur geologi suatu tubuh batuan permukaan maupun dibawah permukaan (sub surface).
– Untuk mengetahui korelasi.
– Lingkungan pengendapan dan studi fasies.
– Membantu untuk memecahkan problem geologi struktur, misalnya dalam menemukan ada tidaknya sesar.
2. Paleontropologi.
Paleontropologi berasal dari bahasa Yunani: παλαιός (palaeos) “tua, kuno”, anthrōpos (ἄνθρωπος), “manusia”, pemahaman akan kemanusiaan, dan -logia (-λογία), “ilmu”), yang merupakan kombinasi dari disiplin ilmu paleontologi dan antropologi ragawi, merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia pada masa lalu yang ditemukan dalam bentuk fosil. Dalam penyelidikannya, paloeantropologi dibantu oleh primatologi, paleontologi, arkeologi, geologi historis, paleobotani, osteologi, dan odontologi. Paleoantropologi bertujuan merekonstruksi manusia masa lampau, cara hidupnya, penyakit yang dideritanya, lingkungan serta kebudayaannya.
3. Geologi.
Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, “bumi”] dan λογος [logos, “kata”, “alasan”]) adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya serta perubahan perubahannya. Orang yang mempelajari geologi disebut geolog.
4. Antropologi.
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti “manusia” atau “orang”, dan logos yang berarti “wacana” (dalam pengertian “bernalar”, “berakal”) atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia. Singkatnya, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang peradaban manusia dari bentuk yg paling sederhana sampai ketingkat yg lebih maju.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya.
Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama.
5. Arkeologi.
Arkeologi, berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti “kuno” dan logos, “ilmu”. Nama alternatif arkeologi adalah ilmu sejarah kebudayaan material. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi).
Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun survei juga mendapatkan porsi yang cukup besar. Tujuannya adalah untuk menyusun kembali kehidupan manusia dan masyarakat masa lampau.
6. Geografi.
Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi dan graphien yang artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi.
Geografi tidak hanya menjawab apa, dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ, dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan “lokasi pada ruang.” Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.