ASTALOG.COM – Pantun adalah jenis puisi lama, berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti “petuntun.”
Pengertian pantun tersebut sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh R.O. Winsted, seorang pengkaji Budaya Melayu, yang menyatakan bahwa pantun bukanlah sekadar gubahan kata-kata yang mempunyai rima dan irama, tetapi merupakan rangkaian kata yang indah untuk menggambarkan kehangatan cinta, kasih sayang, dan rindu dendam penuturnya. Dengan kata lain, pantun mengandung ide yang kreatif dan kritis serta padat akan kandungan makna.
Sejak ratusan tahun lalu, masyarakat menganggap bahwa pantun merupakan sebuah simbol artistik yang mengandung nilai moral cukup tinggi. Masyarakat tradisional dulu menganggap pantun sebagai sebuah lambang kebijaksanaan dalam berpikir. Kemampuan menggunakan pantun dapat menjadi gambaran awal seseorang di mata masyarakat dulu.
Dalam perkembangannya, pantun kemudian menjadi media komunikasi masyarakat. Ciri-ciri pantun dikenal sangat ringkas dianggap, sehingga seringkali digunakan sebagai salah satu penyampai pesan paling mudah. Pantun dianggap sebagai bentuk aspirasi masyarakat ketika hendak mengutarakan suatu kepentingan, baik itu suatu hal yang bersifat romantis, mencela, hingga kepentingan lainnya.
Ciri-Ciri Pantun
Pantun merupakan ragam puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat larik dengan irama akhir a-b-a-b. Setiap larik biasanya terdiri atas empat kata atau delapan sampai dengan 12 suku kata. Pantun memiliki ketentuan bahwa dua larik pertama selalu merupakan kiasan atau sampiran, sementara isi atau maksud sesungguhnya terdapat pada larik ketiga dan keempat.
Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.
Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:
– Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
– Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
– Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
– Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
– Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Jenis Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dibedakan sebagai berikut:
1. Pantun anak-anak, yang terdiri dari pantun bersuka cita dan pantun berduka cita
2. Pantun orang muda, yang terdiri dari; pantun berkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perceraian, pantun beriba hati, pantun nasib/dagang.
3. Pantun orangtua, yang terdiri dari; pantun nasihat, pantun adat, pantun agama.
4. Pantun Jenaka
5. Pantun teka-teki
Sedangkan menurut maknanya, pantun dapat dibedakan atas:
1. Pantun Adat
Ciri-ciri dari pantun adat ialah isinya selalu berkenaan dengan adat istiadat. Contoh:
Lebat daun kembang tanjung
Berbau harum kembang cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
2. Pantun Agama
Ciri-ciri pantun jenis ini ialah selalu menekankan isinya kepada hal-hal yang berkaitan dengan agama. Contoh:
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
3. Pantun Budi
Pantun budi isinya cenderung selalu mengetengahkan tentang budi manusia. Contoh:
Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan
4. Pantun Jenaka
Dari namanya saja, kita tentu sudah bisa menebak. Pantun jenakan ialah pantun yang isinya berupa hal-hal kocak dan mengundang tawa. Namun dibalik ciri-ciri dari pantun jenaka nan kocak ini, biasanya terdapat sebuah insinuasi yang tersembunyi. Contoh:
Limau purut di tepi rawa
Buah dilanting belum masak
Sakit perut karena tertawa
Melihat kucing duduk berbedak
5. Pantun Kepahlawanan
Ciri-ciri dari pantun pahlawan ialah selalu mengusung tema kepahlawanan. Contoh:
Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tidak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak
6. Pantun Kiasan
Ciri-ciri pantun kiasan ini ialah selalu mengusung kiasan-kiasan tentang suatu hal. Contoh:
Disangka nenas di tengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
7. Pantun Nasehat
Pantun ini selalu mengusung nasehat-nasehat kebaikan dalam setiap isinya. Contoh:
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tidak penuh menaruh ilmu
8. Pantun Percintaan
Pantun percintaan selalu mengangkat tema-tema asmara dan percintaan. Contoh:
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tidak enak tidur tidak tenang
Hanya teringat dinda seorang