Jenis-jenis Virus Influenza

ASTALOG.COM – Virus influenza tentu sudah bukan hal yang asing bagi kita. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan flu, serta telah menjadi penyakit global dengan beragam jenis tingkatannya. Pada sebagian orang, flu hanya bertahan beberapa hari lamanya dengan gejala yang tidak terlalu membahayakan hidup. Akan tetapi, pada sebagian orang, virus influenza dapat berujung pada kematian.

Influenza yang lebih dikenal dengan sebutan flu merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae, yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum.

 

Influenza sering dikira sebagai selesma, suatu penyakit mirip influenza. Tetapi sebenarnya antara selesma dengan influenza itu berbeda karena disebabkan oleh jenis virus yang berbeda pula. Influenza dapat menimbulkan mual, dan muntah, terutama pada anak-anak, namun gejala tersebut lebih sering terdapat pada penyakit gastroenteritis, yang sama sekali tidak berhubungan, yang terkadang juga disebut sebagai “flu perut”.

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud Dengan Fotosintesis?

Influenza biasanya ditularkan melalui udara, misalnya lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara, diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakit ini belum jelas betul. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. Oleh karena itu biasakanlah untuk sering mencuci tangan, sehingga akan mengurangi risiko terinfeksi influenza karena virus tersebut dapat diinaktivasi dengan sabun.

Jenis-jenis Virus Influenza

 

1) Virus Influenza tipe A

Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza tipe A. Unggas akuatik liar merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza tipe A. Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza manusia. Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ke-3 tipe influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza tipe A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa serotipe-serotipe yang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus ini. Adapun serotipe yang telah dikonfirmasi pada manusia, antara lain:

  • H1N1, yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918, dan Flu Babi pada tahun 2009
  • H2N2, yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957
  • H3N2, yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968
  • H5N1, yang menimbulkan Flu Burung pada tahun 2004
  • H7N7, yang memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa
  • H1N2, endemik pada manusia, babi, dan unggas
PELAJARI:  Mahluk Hidup yang dapat Membuat Makanannya Sendiri

2) Virus Influenza Tipe B

Virus influenza tipe B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza tipe A. Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza tipe B. Karena tidak terdapat keragaman antigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza tipe B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza tipe B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen antarspesies), membuat pandemi influenza tipe B tidak terjadi.

3) Virus Influenza Tipe C

Virus influenza tipe C yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza tipe C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.

PELAJARI:  Mineral untuk Kesehatan Gigi