Ciri Khusus Bunga Bangkai

ASTALOG.COM – Bunga bangkai atau suweg adalah sekelompok tumbuhan dari genusAmorphophallus yang merupakan anggota dari famili dari Araceae (tals-talasan). Jenis yang paling dikenal dari bunga bangkai (Amorphophallus) adalah bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau titan arum yang mempunyai nama latin Amorphophallus titanum dan Amorphophallus gigas atau Sumatera Giant Amorphophallus

Bunga Bangkai

 

Bunga bangkai (Amorphophallus) merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai dari kawasan Afrika barat hingga ke Kepulauan Pasifik termasuk di Indonesia. Sebagian besar, bunga bangkai merupakan spesies endemik.


Bunga bangkai yang merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar dan tertinggi di dunia ini termasuk tanaman dari suku talas-talasan (araceae) dengan bentuk dan ukuran umbi yang bervariasi pada setiap jenisnya.

 

Bunga bangkai (Amorphophallus) mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah.

PELAJARI:  Manfaat Sungai dalam Kehidupan Sehari-hari

Apabila kondisi memungkinkan, fase vegetatif akan disusul dengan fase generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi. Kedua fase ini kan terjadi berulang dan terus menerus.

Saat bunga bangkai mengalami fase generatif (mekarnya bunga), bunga tertinggi ini mengeluarkan bau menyengat seperti bau bangkai. Bau busuk ini berfungsi sebagai pemikat bagi lalat dan kumbang yang mana serangga-serangga tersebut akan berkontribusi dalam proses penyerbukan. Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Dan bunga bangkai kemudian kembali memasuki fase vegetatif.

Ciri Khusus Bunga Bangkai

1. Bunga Bangkai Ini Atau /Amorphophallus Merupakan Spesies Endemik Khas Tumbuhan Dataran Rendah Yang Tumbuhnya Di Daerah Yang Beriklim Tropis Dan Subtropis Mulai Dari Afrika Barat Hingga Kepulauan Fasifik Termasuk Juga Di Indonesia Sekitarnya.

PELAJARI:  Macam-macam Energi

2. Bunga Bangkai Ini Merupakan/Amorphophallus Merupakan Tumbuhan Dengan Bunga Majemuk Terbesar Dan Juga Tertinggi Di Dunia Ini Termasuk Juga Tanaman Suku Bunga Talas-talasan/Araceae Dengan Bentuk Dan Ukuran Umbi Yang Berfariasi Di Setetiap Sejenisnya.

3. Bunga bangkai (Amorphophallus) mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah.

4. Apabila kondisi memungkinkan, fase vegetatif akan disusul dengan fase generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi. Kedua fase ini kan terjadi berulang dan terus menerus.

PELAJARI:  Macam-macam Sel yang Ada pada Tubuh Manusia

5. Saat bunga bangkai mengalami fase generatif (mekarnya bunga), bunga tertinggi ini mengeluarkan bau menyengat seperti bau bangkai. Bau busuk ini berfungsi sebagai pemikat bagi lalat dan kumbang yang mana serangga-serangga tersebut akan berkontribusi dalam proses penyerbukan. Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Dan bunga bangkai kemudian kembali memasuki fase vegetatif.

Jenis-Jenis Bunga Bangkai

spesies bunga bangkai di seluruh dunia. Spesies yang terkenal di Indonesia diantaranya adalah:

– Amorphophallus titanum (Bunga bangkai raksasa, Titan arum, suweg raksasa).

– Amorphophallus gigas (Amorphophallus raksasa sumatera).

– Amorphophallus decussilvae (Bunga bangkai jangkung, bunga bangkai jawa barat).

– Amorphophallus beccarii; Amorphophallus campanulatus (Suweg); Amorphophallus oncophyllus (iles-iles, porang, ileus).