Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.
Selain itu Terasering juga berarti pola bercocok tanam dengan sistem berteras-teras (bertingkat). Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya erosi tanah. Erosi yang berlangsung secara terus-menerus akan memberikan akibat yang fatal bagi kehidupan manusia. Hilangnya sumber daya alam yang ada, khususnya tanah dan berkurangnya tingkat kesuburan tanah. Teraseing sering digunakan pada
daerah atau kawasan berbukit dan rawan longsor. Dengan terasering dapat menghambat terkikisnya tanah oleh aliran air hujan.
Lahan seperti ini biasanya ditemukan didaerah perbukitan. Bentuk tanah atau lahan yang miring akan memudahkan kita untuk membuat konsep penataan , karewna tinggal menyusaikan derajat kemiringan tersebut, namun demikian bukan berarti lahan yang bentuknya datar tidak bisa digunakan untuk membuat taman seperti ini . Ada banyak keutungan jika menggunakan konsep seperti ini. Hanya saja utuk daerah taman yang datar, lebih banyak membutuhkan lahan untuk mengaplikasikan terasering ini.
Fungsi lain dari terasering adalah:
* Menambah stabilitas lereng.
* Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng).
* Memperpanjang daerah resapan air.
* Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng.
* Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off)
* Dapat digunakan untuk landscaping.
Jenis – Jenis Terasering.
- Teras Datar atau Level Terrace.
Dibuat dengan kemiringan tanah kurang dari 3% dan bertujuan memperbaiki sistem aliran air dan pembasahan pada tanah. Pembuatan teras datar tanah digali menurut garis tinggi dan galiannya ditimbun ke tepi luar sehinnga air dapat terkumpul.
- Teras Kridit (Ridge Terrace).
Teras kridit dibuat dengan kemiringan tanah 3-10% dan bertujuan menjaga kesuburan tanah. Teras kredit dibuat mulai dengan pembuatan jalur penguat teras sejajar dengan garis tinggi dan ditanami ciliandra.
- Teras Guludan (Cotour Terrace).
Teras guludan dibuat dengan kemiringan 10-15% dan bertujuan mencegah lapisan tanah agar tidak hilang.
- Teras Bangku (Bench Terrace).
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembuatan teras bangku adalah:
- Dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, tidak dianjurkan pada lahan dengan kemiringan >40% karena bidang olah akan menjadi terlalu sempit,
- Tidak cocok pada tanah dangkal <40 cm),
- Tidak cocok pada lahan usaha pertanian yang menggunakan mesin pertanian, d) tidak dianjurkan pada tanah dengan kandungan aluminium dan besi tinggi, dan
- Tidak dianjurkan pada tanah-tanah yang mudah longsor.
- Teras Individu.
Teras individu dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50 % yang direncanakan untuk areal penanaman tanaman perkebunan di daerah yang curah hujannya terbatas dan penutupan tanahnya cukup baik sehingga memungkinkan pembuatan teras individu. Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman, terutama tanaman tahunan. Jenis teras ini biasa dibangun di areal perkebunan atau pertanaman buah buahan.
- Teras Kebun
Teras kebun dibuat pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50 % yang direncanakan untuk areal penanaman jenis tanaman perkebunan. Pembuatan teras hanya dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat lahan yang tidak diteras dan biasanya ditutup oleh vegetasi penutup tanah. Ukuran lebar jalur teras dan jarak antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas. Dalam pembuatan teras kebun, lahan yang terletak di antara dua teras yang berdampingan dibiarkan tidak diolah.
- Teras Saluran
Teras saluran atau lebih dikenal dengan rorak atau parit buntu adalah teknik konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-lubang buntu yang dibuat untuk meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah.
- Teras Batu
Teras batu adalah penggunaan batu untuk membuat dinding dengan jarak yang sesuai di sepanjang garis kontur pada lahan miring.