Peta dan Komponennya

ASTALOG.COM – Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang dibuat dengan perbandingan atau skala tertentu.

Bentuknya pun bermacam-macam, antara lain :

  • Peta datar yaitu peta di mana gambar permukaan buminya rata. Peta ini dibuat pada sebuah bidang datang seperti kertas, kain, plastik, dan sebagainya.
  • Peta timbul yaitu peta yang dibuat sesuai dengan kenampakan permukaan bumi aslinya. Peta ini menunjukkan tinggi rendahnya siatu wilayah.
  • Peta digital yaitu peta yang dibuat dengan teknologi komputer dimana gambarnya dapat ditayangkan melalui monitor.
 

Jenis Peta

 

Peta dapat dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan isi informasinya, yaitu :

A. Peta Umum

Peta umum, yaitu peta yang menggambarkan seluruh kenampakan permukaan Bumi. Peta ini biasanya memuat berbagai informasi seperti : kenampakan alam yang meliputi : gunung, sungai, danau, laut, dan pulau.

Selain itu, peta umum juga memuat informasi berupa kenampakan budaya, misalnya : batas wilayah, jalan raya, jalan kereta api, kota, bandar udara, pelabuhan, dan sebagainya.

Peta umum sangat mudah didapatkan. Biasanya dapat kita temui di sekolah-sekolah sebagai salah satu media pembelajaran untuk mata pelajaran IPS.

Peta umum dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

  1. Peta dunia, yaitu peta yang menggambarkan bentuk dan letak wilayah negara di dunia. Contoh : peta dunia kenegaraan
  2. Peta orografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan menggunakan skala yang kecil. Contoh : Peta kota Makassar
  3. Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan dan tinggi rendah bumi yang dilengkapi dengan kenampakan alam dan budaya.
PELAJARI:  Penyimpangan Sosial Primier Disebut?

B. Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang menunjujkkan tema tertentu. Peta ini biasanya memuat jenis informasi tertentu atau khusus sehingga sering pula disebut sebagai peta khusus. Contoh : Peta pariwisata, peta fauna, peta pertambangan, peta suhu udara dan curah hujan, dan sebagainya.

Oleh karena itu, penggunaannya pun hanya digunakan oleh pihak tertentu saja, misalnya oleh Dinas Purbakala atau sejenisnya yang membuat peta peninggalan bersejarah untuk memberi informasi tentang peninggalan bersejarah yang dapat digunakan sebagai bahan informasi yang berguna untuk para peneliti atau wisatawan budaya.

Komponen Peta

Agar peta mudah dibaca dan dipahami, maka sebagai pembaca peta, kita harus mengetahui sejumlah komponen-komponen penyusun peta, seperti :

A. Judul

Sebagaimana layaknya sebuah judul, judul pada peta pun dituliskan pada bagian atas peta. Judul pada peta menunjukkan isi peta, misalnya peta kota Makassar, pastinya berisi informasi geografis tentang Makassar. Peta peninggalan bersejarah, pastinya berisi informasi peninggalan bersejarah di suatu tempat.

B. Skala

Skala peta merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala peta, maka pengguna peta bisa menentukan jarak suatu wilayah. Pada umumnya peta menggunakan 3 jenis skala , yaitu :

  1. Skala angka, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk angka. Biasa pula disebut dengan skala numerik. Contoh : Peta Jawa Barat yang menunjukkan skala 1 : 300.000 artinya jarak 1 cm pada peta menunjukkan 300.000 cm atau 2 km jarak sesungguhnya di muka bumi.
  2. Skala garis, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk gambar garis yang terbagi dalam beberapa bagian yang sama. Biasanya juga disebut dengan skala grafis. Contoh : jika dibuat gambaran dengan rentang angka 0 – 6 cm pada peta dengan perbandingan 0 – 30 km pada muka bumi dengan interval 5 (0, 5, 10, 15, 20, 25, 30), maka  jika jarak 1 cm di peta berarti sama dengan 5 km di muka bumi.
  3. Skala verbal, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. Contoh : 1 cm ke 1 km. Artinya tiap 1 cm pada peta sama dengan 1 km pada bumi.
PELAJARI:  Tujuan Utama Serikat Dagang Islam (SDI)

C. Simbol

Simbol pada peta biasanya dibuat dalam bentuk gambar atau warna tertentu yang digunakan untuk mewakili suatu objek. Contoh :

simbol peta

Ada pun simbol berupa warna antara lain :

  1. Warna hijau : menunjukkan daerah dataran rendah yang memiliki ketinggian 0 – 400 meter di atas permukaan laut.
  2. Warna kuning : menunjukkan daerah dataran tinggi yang memiliki ketinggian antara 400 meter – 1000 meter di atas permukaan laut.
  3. Warna biru muda : menunjukkan daerah perairan dangkal yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1000 meter.
  4. Warna biru tua : menunjukkan daerah perairan dalam yang memiliki kedalaman 1000 meter lebih.

D. Garis Astronomis

Garis astronomis merupakan garis khayal yang ada di permukaan bumi. Garis khayal yang mendatar pada peta disebut garis lintang, sedangkan yang tegak disebut garis bujur.

PELAJARI:  Pengaruh Perdagangan Internasional terhadap Ekonomi

Dengan adanya garis lintang dan garis bujur, maka pengguna peta akan dimudahkan dalam menentukan letak suatu wilayah.

E. Legenda

Legenda merupakan keterangan beberapa simbol pada peta yang akan memudahkan pengguna peta dalam memahami isi peta. Istilah legenda kadang diganti dengan ‘keterangan’.

F. Mata Angin

Mata angin pada peta memiliki pedoman utama yang mengarah ke atas yang menunjukkan arah utara yang biasanya disimbolkan dengan huruf U.

Tetapi apabila peta telah dilengkapi dengan adanya garis lintang dan garis bujur, maka gambar arah mata angin biasanya tidak diperlukan lagi.

**

Dengan adanya peta maka akan memudahkan pembaca peta dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. Peta yang biasanya ditemui, biasanya disajikan dalam bentuk kumpulan dalam satu buku yang disebut atlas.

Di halaman akhir suatu atlas biasanya terdapat indeks atau daftar kata yang disusun berdasarkan abjad. Indeks ini berfungsi untuk membantu pembaca peta dalam mencari letak kota, sungai, gunung, atau objek tertentu yang terdapat di peta itu.