ASTALOG.COM – Dalam ilmu biologi, kita mengenal ada beberapa jenis cacing. Salah satunya cacing pita sapi atau yang memiliki nama latin Taenia saginata. Taenia saginata adalah cacing raksasa di antara semua jenis cacing parasit.Dilansir dari wikipedia, Taenia merupakan salah satu marga cacing pita yang termasuk dalam Kerajaan Animalia, Filum Platyhelminthes, Kelas Cestoda, Bangsa Cyclophyllidea, Suku Taeniidae. Anggota-anggotanya dikenal sebagai parasit vertebrata penting yang menginfeksi manusia, babi, sapi, dan kerbau.
Keberadaan cacing pita ini telah diketahui sejak dulu (Belding, 1958; Pawlowski dan Schultz, 1972, Dharmawan, 2000). Parasit ini dikenal sebagai suatu spesies tersendiri oleh Goeze pada tahun 1782 (Viljoen, 1937; Faust dan Foster, 1965; Dharmawan, 2000). Hubungan antara cacing dewasa dengan cacing gelembungnya (sistiserkus), yaitu stadium larva yang terdapat pada sapi, yang telah dibuktikan oleh Leukart tahun 1861, yang berhasil menginfeksi proglotid gravid pada anak sapi (Pawlowski dan Schultz, 1972; Dharmawan, 2000). Delapan tahun kemudian, Oliver mengadakan percobaan sebaliknya, yaitu menginfeksi manusia dengan sistiserkus sapi. Sistiserkus yang ditemukan pada sapi, dikenal dengan
Cysticercus bovis
(Dharmawan, 2000)
Ciri Cacing Taenia Saginata
Serupa dengan jenis cacing lainnya, cacing ini memiliki ciri yaitu:
1. Panjang taenia saginata bisa mencapai 8 meter, hampir sepanjang saluran pencernaan manusia dewasa. 2. Cacing pita ini berwarna putih pucat, tanpa mulut, tanpa anus dan tanpa saluran pencernaan.
3. Badannya tidak berongga dan terdiri dari segmen-segmen berukuran 1X1,5 cm.
4. Taenia saginata bisa hidup sampai 25 tahun di dalam usus inangnya.
5. Jumlah telur lebih darilebih dari 100.000 di setiap segmen
Siklus Hidup Taenia Saginata
Cacing pita sapi memiliki siklus yang rumit dan berakhir pada manusia sebagai inang tetapnya. Cacing pita dewasa melepaskan telur-telurnya bersama segmen badannya. Segmen ini bila mengering di udara luar akan melepaskan telur-telur cacing yang dapat termakan oleh sapi saat merumput. Enzim pencernaan sapi membuat telur menetas dan melepaskan zigot yang kemudian menembus lapisan mukosa saluran pencernaan untuk memasuki sirkulasi darah. Dari pembuluh darah, zigot akan menetap di otot membentuk kista, seperti pada cacing cambuk. Bila daging sapi berisi kista tersebut dimakan manusia dalam keadaaan mentah atau setengah matang, enzim-enzim pencernaan akan memecah kista dan melepaskan larva cacing. Selanjutnya, larva cacing yang menempel di usus kecil akan berkembang hingga mencapai 5 meter dalam waktu tiga bulan. Selain masalah gizi, kehadiran cacing pita umumnya menyebabkan gejala perut ringan sampai sedang (mual, sakit, dll).
Sebab Terinfeksi Taenia Saginata
Penyebab seseorang terinfeksi cacing pita sapi yaitu:
1. Tidak sengaja menelan telur cacing pita dari makanan atau air yang sudah tercemar oleh kotoran orang atau hewan yang mengandung cacing pita
2. Memakan daging sapi yang belum masak benar dan di dalamnya mengandung sistiserkus Taenia saginata
3. Tidak sengaja menelan kista larva yang ada di dalam daging atau jaringan otot hewan yang dikonsumsi (Martoyo, 2012).
Gejala- gelaja orang yang terinfeksi cacing Taenia saginata
terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Infeksi usus, jika tanda-tandanya yaitu mual, lemas, kehilangan selera makan,nyeri perut, diare, dan berat badan turun dan penyerapan nutrisi dari makanan yang tidak memadai; dan
2. Infeksi invasif, jika tanda-tandanya yaitu demam, benjolan atau kista, muncul reaksi alergi terhadap larva, rentan terkena infeksi bakteri, dan adanya gejala-gejala neurologis seperti kejang (Wanzala, 2003).