Manfaat Meneladani Sifat Al-Aziz

ASTALOG.COM – Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan Allah SWT. Allah SWT mempunyai sifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua makhluk-Nya. Oleh karena itu, semua makhluk-Nya harus menyembah kepada-Nya. Namun, sifat-sifat Allah SWT tersebut tidak hanya tergambar dalam sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama-nama baik yang menyertai-Nya (AsmaHusna).

Apa yang dimaksud Asmaul Husna?

 

Ditinjau dari makna katanya asma/ism adalah nama, sedangkan husna adalah baik. Jadi Asmaul Husna merupakan sebutan atau nama-nama Allah SWT yang baik. Nama-nama baik bagi Allah SWT berjumlah 99 nama. Kita dapat mengetahui nama-nama Allah SWT tersebut dari Alquran. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya Allah SWT sendirilah yang membuat nama-nama itu untuk diri-Nya. Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24:

Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(QS. Al Hasyr :24)

 

Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktikan dari seberapa sering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan dengan menyebut kalimat¬kalimat tayyibah atau menyebut nama-nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat) kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Alquran:

Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

(QS. Al A’raf : 180)

PELAJARI:  Bagaimanakah Bunyi Surat An-Naba'

Berdasarkan ayat di atas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama Allah SWT yang terhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dilakukan sebaiknya didahului dengan menyebut nama-Nya (terwujud dalam kalimat basmalah). Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya dengan Asmaul Husna sebagai pujian dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu. Dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar. Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah menjelaskan:

Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga.

(HR. Bukhari)

Meneladani Sifat Al-Aziz

Al ‘Azizu atau Maha Perkasa menunjukkan bahwa Allah SWT mempunyai kekuatan dan keperkasaan yang tidak ada tandingannya (mutlak). Sebagai Zat Yang Maha Perkasa, keperkasaan Allah SWT tidak pernah berkurang dan abadi. Berbeda dengan keperkasaan yang dimiliki oleh manusia. akeperkasaan manusia bersifat sementara dan bisa tergantikan oleh keperkasaan manusia lainnya. Suatu pepatah mengatakan: di atas langit ada langit. Siapakah yang paling tinggi? la adalah Allah SWT. Manusia yang diberi sedikit keperkasaan dan kelebihan tidak boleh sombong.

PELAJARI:  Dalil Naqlil yang Menjelaskan Tentang Larangan Menghina

Keperkasaan dan kelebihannya semata-mata pemberian Allah SWT. Alangkah baiknya bila keperkasaan dan kelebihannya itu digunakan untuk rnenambah rasa syukur kepada Allah SWT dan berbuat baik kepada yang lemah. Firman Allah SWT dalam Alquran:

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

(QS. Al Mulk : 2)

Seorang mukmin dapat meneladani Al Aziz dengan cara menjadi orang kuat secara fisik dan mental. Orang yang hendak menjadikan dirinya kuat secara fisik harus senantiasa menjaga kesehatannya. Dia tidak merokok, tidak makan dan minum yang haram, serta menjauhi narkoba. Orang yang hendak kuat secara mental harus terus melatih diri untuk bisa mengendalikan diri dari diperbudak oleh hawa nafsu.

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud dengan Kitab-kitab Allah

Orang yang menghayati sifat Al Aziz senantiasa menjaga dirinya dari ketergantungan kepada siapapun. Ia senantiasa iffah (menjaga kesucian diri) dan uzlah dari kepentingan dunia. Ia tidak pernah mau mengulurkan tangan meminta bantuan orang lain, apalagi meminta-minta. Dalam keadaan yang paling sulit sekalipun, ia tetap menahan diri. Mereka ini telah digambarkan dalam Al Qur’an:

Orang-orang yang tidak tahu mengira mereka orang kaya karena memelihara diri mereka dari meminta-minta.

(QS Al Baqarah: 273)

Orang yang meneladani sifat Al Aziz senantiasa mengedepankan integritasnya, ia selalu tampil berwibawa, disegani, dan dihormati oleh setiap yang mengenalnya. Integritas pribadinya sangat menonjol, karena ia tidak pernah merendahkan diri kepada dunia maupun orang lain disebabkan harta atau kedudukan sosial. “Barangsiapa merendah demi kekayaan, maka dua pertiga agamanya telah hilang”.