Apa yang Dimaksud Dengan Ekstasi?

ASTALOG.COM – Jenis narkoba yang biasa diapakai oleh masyarakat kita atau yang sudah tenar di masyarakat kita atau yang sudah tenar di masyarakat kita, yaitu ekstasi,shabu-shabu, ganja, kokain, nikotin, heroin, serta miras atau minuman keras. Artikel kali ini akan membahas mengenai jenis narkoba ekstasi.

Pengertian Ekstasi

 

Ekstasi adalah nama keren atau popular dari methylenedioxymethamphetami atau yang sering disingkat dengan MDMA. Ekstasi biasanya dikenal di masyarakat dengan istilah “I” atau inex. Sering kali juga dikenal dengan nama lain, seperti Dolphin, Black Heart, Gober, Circle K, dan sebagainya. Cirri-cirinya, yaitu jika di konsumsi akan mendorong tubuh melakukan aktivitas melampaui batas, menyebabkan denyut nadi cepat, menimbulkan paranoid (penyakit khayal) dan halusinasi.

Jenis narkoba ini berbentuk pil, tablet berwarna dengan desain yang berbeda-beda, atau bisa juga berbentuk bubuk atau kapsul yang cara penggunaanya diminum.

 

Tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami kegagalan percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Sejak saat itu senyawa MDMA lebih sering digunakan para ahli jiwa. Ekstasi akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekeringan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama.

PELAJARI:  Ciri Khas dari Kayu Cendana

Ekstasi, Obat Terlarang

Ekstasi dapat membuat tubuh si pemakai memiliki energi yang lebih sehingga pengguna akan terus-terusan melakukan aktivitas sampai batas maksimum sehingga pengonsumsi dapat mengalami dehidrasi yang sangat tinggi sebagai akibat dari perombakan energi atau tenaga yang tinggi dan lama. Dalam beberapa kasus, orang yang mengkonsumsi ekstasi ditemukan meninggal karena terlalu banyak minum air dikarenakan rasa haus yang berlebihan.

Zat-zat kimia yang berbahaya juga sering dikombinasikan dengan ekstasi. Zat-zat ini menyebabkan munculnya suatu reaksi yang dapat membahayakan tubuh dan akan menimbulkan kematian. Pengguna ekstasi sering harus minum obat-obatan lainnya untuk menghilangkan reaksi buruk yang timbul pada dirinya. Dan hal ini menyebabkan denyut nadi menjadi cepat, serta akan menimbulkan paranoid dan halusinasi.

PELAJARI:  Landasan Hukum Impeachment di Indonesia

Cara Kerja Ekstasi

Stimulan dalam ekstasi memacu sistem syaraf pusat, sementara halusinogen pada obat tersebut pada saat yang bersamaan bereaksi terhadap persepsi. MDMA mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri dan menyebabkan penggunanya lebih waspada, dibangkitkan afeksinya dan lebih energetik. Ekstasi mulai “menunjukkan reaksinya” dalam waktu 20 menit setelah dikonsumsi, yang menghasilkan rasa gembira yang tiba-tiba dan mencapai puncaknya setelah kurang lebih satu jam.

Akibat ini bisa berlangsung sampai delapan jam, diikuti oleh penurunan yang bisa disertai dengan rasa lelah dan iritasi. Akibat ini bisa diperparah jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain, termasuk alkohol.

Dampak Ekstasi

Dampak ekstasi diantaranya ialah sebagai berikut:

PELAJARI:  Proses Pembentukan Sel Jantan pada Tumbuhan

1. Perasaan gembira yang meluap-luap.
2. Perasaan nyaman.
3. Rasa mual.
4. Berkeringat dan dehidrasi (kehilangan cairan tubuh).
5. Meningkatnya kedekatan dengan orang lain.
6. Percaya diri meningkat dan rasa malu berkurang.
7. Rahang mengencang dan gigi bergemelutuk.
8. Paranoid, kebingungan.
9. Meningkatnya kecepatan denyut jantung, suhu tubuh,dan tekanan darah.
10. Pingsan, jatuh, atau kejang-kejang (serangan tiba-tiba).

Hanya sedikit yang diketahui tentang dampak jangka panjang dari pemakaian ekstasi. Kemungkinan kerusakan mental dan psikologis sangat tinggi. Berikut adalah beberapa dampak jangka panjang bagi pemakai ekstasi:

1. Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat.
2. Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur daya belajar dan berpikir dengan cepat.
3. Ada bukti bahwa obat ini dapat menyebabkan kerusakan jantung dan hati.
4. Pemakai teratur telah mengakui adanya depresi berat dan telah ada kasus-kasus gangguan kejiwaan.