Contoh-Contoh Kalimat Inversi

ASTALOG.COM – Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dilansir dari Wikipedia, dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.

 

Unsur Penyusun Kalimat

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud Elastisitas Harga?

Sebuah kalimat biasanya memiliki pola yang berurutan yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O) dan Keterangan (K). Kalimat dengan pola yang berurutan tersebut disebut dengan kalimat versi. Akan tetapi ada juga kalimat yang polanya tidak sesuai dengan pola di atas yang disebut dengan kalimat inversi. Pada kalimat inversi Predikat (P) diletakan mendahului Subjek (S). Subjek pada kalimat inversi pada umumnya mensyaratkan subjek yang tidak tentu (Definite). Kalimat ini biasanya dipakai untuk menegaskan makna atau maksud si penutur atau penulisnya.

 

1. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.

2. Subjek (S)
Di samping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.

PELAJARI:  Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional

3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.

4. Pelengkap (Pel.)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.

5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak di belakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.

PELAJARI:  Contoh Paragraf Deduktif

Kalimat Inversi dan Contohnya

Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek dan berfungsi untuk menegaskan makna dari kalimat tersebut.

Contoh:

– Pak Budi menanam pohon mangga.
Pola kalimat: S P O
– Bawa bibit pohon itu kemari.
Pola kalimat: P S K

Pada kalimat pertama polanya S P O yang menunjukan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat versi, sedangkan pada kalimat kedua memiliki pola P S K dimana P mendahului S yang berarti kalimat tersebut adalah kalimat inversi.

Untuk merubah kalimat versi menjadi kalimat inversi, yang pertama harus dilakukan adalah mengetahui atau mengidentifikasi unsur-unsur kalimatnya.

Contoh:

Irma berangkat ke Singapura.
Pola kalimat: S P K

Kemudian pindahkan unsur predikat mendahului subjeknya . Subjek pada kalimat ini bisa diganti dengan kata ganti orang kedua tunggal.

Berangkatlah dia ke Singapura.
Pola kalimat: P S K

Kedua kalimat tersebut masih memiliki makna yang sama yaitu Irma yang pergi ke Singapura, yang berbeda hanyalah susunan kalimatnya.