ASTALOG.COM – Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, tanpa pangan manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Setiap manusia membutuhkan pangan dalam aktivitas sehari-hari, pengan dimanfaatkan makhluk hidup sebagai sumber energi utama. Pangan berupa makanan pokok makhluk hidup dapat bersumber dari makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
Salah satu kendala dalam produksi suatu komoditas pangan adalah perkembagbiakan. Dalam hal perkembangbiakan, terkadang dibutuhkan waktu yang lama dan lahan yang luas untuk menghasilkan makhluk hidup tertentu, selain waktu dan lahan, masalah selama perkembangbiakan terkadang organisme tertentu mengalami banyak gangguan-gangguan misalnya tanaman di negara yang beriklim tropis dan lembab adanya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) seperti serangga hama dan patogen tumbuhan. Bahkan pada tanaman tertentu seperti padi, serangga hama masih merupakan kendala utama dan menjadi masalah serius, misalnya wereng coklat dan peng-gerek batang. Di negara tertentu se-perti Amerika Serikat (AS), kerugian akibat kerusakan yang ditimbulkan serangga hama seperti penggerek jagung dan penggerek buah kapas bisa mencapai jutaan dolar AS.
Bioteknologi
Bioteknologi telah menjadi simbol perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak diragukan lagi, negara-negara di dunia telah menyandarkan banyak harapan dari bioteknologi. Meskipun begitu, kebanyakan dari kita tidak mengetahui definisi bioteknologi. Apakah bioteknologi itu sebenarnya?
Berdasarkan akar katanya, bioteknologi dibagi atas dua yakni, “bio” dan “teknologi”, maka akan diperoleh definisi sebagai berikut: Penggunaan organisme atau sistem hidup untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menghasilkan produk yang bermanfaat (Suwanto,1998).
Dengan definisi tersebut dapat dipahami bahwa bioteknologi bukanlah sesuatu yang baru. Tanaman dan hewan telah didomestikasikan sekitar 10.000 tahun yang lalu. Selama ribuan tahun penggunaan mikroba seperti khamir dan bakteri untuk membuat produk berguna seperti roti, anggur, keju, yogurt, tempe, dan nata de coco. Jika demikian, mengapa sering dikatakan bahwa bioteknologi merupakan terobosan revolusioner, padahal teknologi ini sudah ada sejak peradaban manusia. Hal itu karena memanipulasi suatu organisme untuk kepentingan kita bukanlah suatu hal yang baru. Yang baru adalah bagaimana kita melakukan manipulasi tersebut (Suwanto,1998).
Rekeyasa Genetika
Istilah teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika secara ringkas dapat diartikan sebagai teknik molekuler yang dengan tepat mampu mengubah suatu molekul DNA, atau menggabungkan molekul DNA tertentu dari sumber yang berbeda. Rekombinasi DNA dilakukan dengan enzim yang dapat melakukan pemotongan dan penyambungan molekul DNA dengan tepat dan dapat diprediksi. DNA rekombinan selanjutnya dimasukkan ke dalam organisme sasaran melalui introduksi langsung (transformasi), melalui virus, atau bakteri (Suwanto,1998).
Rekayasa genetika yang disebut pencangkokan gen atau rekombinasi DNA adalah cara manipulasi gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. DNA akan mengatur sifat makhluk hidup secara turun-temurun (Armansyah, 2014).
DNA rekombinan dikonstruksi dengan menggabungkan materi genetika dari dua atau lebih sumber yang berbeda atau melakukan perubahan secara terarah pada suatu materi genetika tertentu. Di alam, materi genetika melakukan rekombinasi secara konstan. Berikut ini adalah beberapa contoh rekombinasi genetika dari dua sumber atau lebih:
(i) Rekombinasi yang terjadi saat proses meiosis dalam pembentukan garnet tanpa atau dengan terjadinya pindah silang,
(ii) Saat sperma dan ovum melebur pada proses fertilisasi,
(iii) Saat sel prokariot melakukan transaksi bahan genetika
melalui konjugasi, transformasi, atau transduksi. (Suwanto,1998).
Dalam rekayasa genetika, kita memindahkan satu gen tunggal yang fungsinya sudah diketahui dengan jelas, sedangkan pada umumnya yang dipindahkan berupa kumpulan gen. Dengan meningkatkan ketepatan dan kepastian dalam manipulasi genetika, maka resiko untuk menghasilkan organisme dengan sifat-sifat yang tidak diharapkan dapat diminimurnkan. Model uji coba (trial-and-error) dapat dibuat menjadi lebih tepat melalui rekaasa genetik (Suwanto,1998).
Dampak Negatif Bioteknologi Rekayasa Genetika
1. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan.
2. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.
3. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.
4. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.
5. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
6. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
7. Penggunaan bakteri Echerichia coli yang mengandung DNA rekombinan sevara besar-besaran kemungkinan dapat menimbulkan jenis penyakit baru.
8. Penyalahgunaan teknik rekayasa genetika oleh orang yang tidak bertanggung jawab dapat menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan, misalnya diciptakannya senjata biologis dan makhluk hidup baru melalui rekayasa genetika.
9. Produksi olahan dari mikroorganisme yang mampu menghasilkan protein sel tunggal (PST) belum dapat dikonsumsi oleh manusia dengan alas an manusia tidak memiliki enzim pencerna PST tersebut dan proses pengolahannya yang aseptic.
10. Ditemukannya strain baru bakteri pengolah limbah, terutama bakteri pemakan senyawa hidokarbon yang dapat menimbulkan masalah baru. Apabila berada di alam dalam kondisi bebas maka bakteri ini dapat mengakibatkan habisnya minyak mentah yang terdapat dalam tanah.
11. Bakteri pemakan plastic yang apabila terlepas dan berkeliaran di alam, akan merugikan karena bakteri ini akan memakan plastic yang ditanam di dalam tanah seperti pipa PVC untuk saluran air dan alat-alat yang terbuat dari plastic lainnya.
12. Tidak semua teknik genetic terhadap teknik hibridoma berhasil karena belum tentu semua tubuh yang sudah sakit dapat melawan virus yang ada dalam tubuhnya untuk membantu menyerang virus tersebut.