Kelebihan dan Kelemahan Teori Brahmana

ASTALOG.COM – Dalam sejarah Indonesia di masa yang sangat lalu, agama Hindu menjadi agama awal yang dianut oleh masyarakat Indonesia sejak sekitar abad ke-4 masehi setelah sebelumnya masyarakat Indonesia menjadi penganut keyakinan animisme dan dinamisme. Sejumlah teori mengenai masuknya agama Hindu di Indonesia juga telah mencatat beberapa bagian terpenting mengenai proses masuknya agama Hindu di Indonesia.

Adapun sejumlah teori mengenai masuknya agama Hindu di Indonesia antara lain:

  1. Teori Brahmana. Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia di bawa oleh para kaum Brahmana. Brahmana merupakan kasta tertinggi dalam ajaran Hindu. Kasta Brahmana merupakan satu-satunya kasta yang boleh mempelajari Kitab Weda.
  2. Teori Ksatria. Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia di bawa oleh kaum Ksatria melalui penaklukan wilayah (ekspansi). Ksatria merupakan kasta kedua setelah Brahmana yang terdiri dari prajurit perang.
  3. Teori Waisya. Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang yang terdiri dari kaum Waisya, yang melalui Indonesia dan kemudian mengajarkan ajaran agama Hindu ke penduduk setempat. Waisya merupakan kasta ketiga yang terdiri dari para pedagang. Teori ini menggambarkan pula bahwa terjadi perkawinan antara para pedagang dengan penduduk asli (pribumi) Indonesia.
  4. Teori Bhumiputra (Nasionalis). Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia dibawa oleh para pelajar (orang Indonesia) yang belajar atau mendalami agama Hindu di India kemudian setelah mereka menempuh pendidikan, lalu mereka pulang dan mengajarkan (menyebarluaskan) ajaran Hindu kepada penduduk setempat.
PELAJARI:  Mengenal Peradaban Romawi Kuno

Sekilas mengenai Kaum Brahmana

 

Brahmana adalah salah satu golongan kasta atau warna dalam agama Hindu dengn sejumlah ciri khasnya, antara lain:

  1. Mereka adalah golongan cendekiawan yang mampu menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Di zaman dahulu, golongan ini umumnya adalah kaum pendeta, agamawan atau brahmin. Orang-orang di zaman dulu juga akan bertanya tentang ilmu pengetahuan dan gejala alam kepada para Brahmana.
  2. Mereka tidak suka kekerasan yang diwujudkan dengan tidak memakan dari makhluk berdarah (bernyawa). Sehingga seorang Brahmana sering menjadi seorang Vegetarian.
  3. Bakat kelahiran mereka adalah mampu mengendalikan pikiran dan perilaku, menulis dan berbicara yang benar, baik, indah, menyejukkan dan menyenangkan. Kemampuan itu menjadi landasan untuk mensejahterakan masyarakat, negara dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya, menjadi manggala (yang dituakan dan diposisikan secara terhormat), atau dalam keagamaan menjadi pemimpin upacara keagamaan.

Sekilas mengenai Teori Brahmana

Menurut teori yang dikemukakan oleh J.C Van Leur diketahui bahwa para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan Raja-raja di Indonesia dalam rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan Raja-raja di India. Teori ini di dasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, terutama prasasti-prasasti berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Di India, bahasa dan huruf itu hanya di gunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya. Namun teori ini masih diragukan kebenarannya sehingga menimbulkan pro dan kontra atau adanya kelebihan dan kelemahan dari adanya teori Brahmana ini.

PELAJARI:  Jelaskan Mengenai Limbah, Polutan, dan Pemanasan Global

Kelebihan Teori Brahmana

  • Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
  • Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sanskerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sanskerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sanskerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sanskerta sehingga hanya merekalah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.
  • Karena Raja-raja yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti Raja-raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensahkan kedudukan mereka di Indonesia sebagai Raja. Dan mulailah dikenal istilah kerajaan. Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis Raja juga dinyatakan beragama Hindu, jika Raja beragama Hindu maka rakyatnya pun akan mengikuti Raja.
  • Ketika menobatkan Raja, kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meninggalkan Kitab Weda sebagai hadiah bagi Raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh Raja dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
  • Karena Raja telah mengenal Brahmana maka secara khusus Raja juga meminta Brahmana untuk mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat berkembang di Indonesia.
PELAJARI:  Ciri Khusus Burung Hantu dan Fungsinya

Kelemahan Teori Brahmana

  • Menurut ajaran Hindu kuno, seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal yang wajar.
  • Mempelajari bahasa Sanskerta merupakan hal yang sangat sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh Raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya bahkan menyebarkan pada yang lain, sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum Brahmana.